Kemenko PMK dan KKP Jalin Kolaborasi Pencegahan Stunting, Tingkatkan Konsumsi Ikan Bagi Balita

KEMENKO PMK — Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa menerima audiensi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkait kontribusi mereka dalam percepatan penurunan stunting. Audiensi tersebut dilaksanakan di Kantor Kemenko PMK Lt. 11, pada Jum'at (16/02/2024).

Pada kesempatan tersebut, Indah selaku perwakilan dari tim KKP menyampaikan bahwa UMKM binaan KKP telah memproduksi “cookies” yang mengandung asam amino dari ikan dan berharap produk tersebut dapat digunakan untuk percepatan penurunan stunting dan kurang gizi pada anak di 200 Posyandu. KKP didukung oleh UMKM dan CSR beberapa perusahaan akan mengembangkan produk olahan ikan dan rencana distribusinya ke posyandu-posyandu yang mempunyai banyak balita gizi kurang. 

Jelsi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan KKP dalam upaya pencegahan stunting dengan pendekatan pemberian konsumsi ikan pada balita gizi kurang . Selanjutnya Jelsi menyampaikan bahwa upaya yang akan dilakukan KKP ini sangat sejalan dengan upaya pemerintah yang saat ini sedang mendorong pemberian protein hewani untuk mencegah stunting dan pemberian makanan tambahan (PMT) lokal untuk anak-anak kurang gizi.

Kelebihan produksi ikan sendiri pada musim tertentu dapat dikolaborasikan dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat agar dapat digunakan sebagai bahan protein hewani dalam PMT pangan lokal. Selain itu diharapkan ada demo pengolahan ikan di Posyandu agar minat masyarakat mengolah ikan untuk makanan anak dan keluarga semakin meningkat. 

Indah menambahkan akan memanfaatkan peluang musiman ikan yang melimpah untuk menghasilkan makanan yang bermanfaat bagi anak yang mengalami kekurangan gizi serta mencegah terjadinya stunting, dengan melibatkan kader posyandu dalam proses pengolahan.

Selanjutnya disampaikan bahwa program ini akan dikembangkan oleh KKP bekerja sama dengan UMKM binaan dan didukung oleh dunia usaha yang rencananya akan disalurkan ke 2000 posyandu di lokasi-lokasi prioritas stunting seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan kepulauan seribu. Langkah ini diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan gizi dan stunting di provinsi yang membutuhkan.