Bangun Pemuda Indonesia, Cegah HIV/AIDS

KEMENKO PMK -- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam hal ini Kedeputian Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda menyelenggarakan kegiatan diskusi kesehatan pemuda bertemakan: "Pencegahan dan Penanganan HIV/AIDS pada Pemuda", pada hari Sabtu (18/6).

Kegiatan ini merupakan seri pertama dari kegiatan diskusi bertajuk Saatnya Pemuda Bersuara. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui live instagram.

Diskusi pada hari ini menghadirikan narasumber yang kompeten dalam bidangnya, yakni Ketua Tim Kerja HIV PIMS Hepatitis  PISP Kemenkes Ratna Hapsari, Presiden Center for Indonesian Medical Student Activities (CIMSA) Syaogi Ahmed Azizy, Ketua Forum GenRe Indonesia Nanda Rizka Putri.

Mengawali kegiatan, Asisten Deputi Pemberdayaaan Pemuda Kemenko PMK, Linda Restaningrum, membuka acara.

Asdep Linda menjelaskan, acara ini merupakan bagian dari upaya membangun pemuda yang berkualitas yang merupakan tonggak SDM Indonesia.

"Kegiatan ini merupakan salah satu upaya kita dalam mencegah perilaku berisiko di kalangan pemuda untuk menciptakan pemuda Indonesia yang berkualitas," ujarnya.

Linda menyatakan, apabila seluruh Pemuda
pemuda Indonesia yang jumlahnya 64,92 juta jiwa keseluruhannya bisa berkualitas, maka akan membawa Indonesia pada Indonesia Emas 2045.

"Jika semua pemuda berkualitas dan bisa berkontribusi positif untuk nusa bangsa, maka bukan hal mustahil Indonesia Emas 2045 terwujud," ujarnya.

Linda menyampaikan, kegiatan diskusi ini merupakan pra-event dari kegiatan Webinar Nasional yang akan dilaksanakan pada 25 Juni 2022 yang akan dihadiri oleh Menko PMK Muhadjir Effendy.
 
Dalam diskusi, masing-masing narasumber memaparkan berbagai hal terkait pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada pemuda.

Ketua Tim Kerja HIV PIMS Hepatitis  PISP Kemenkes, Ratna Hapsari, mengemukakan bahwa HIV/AIDS menular melalui 4 cairan, yaitu: darah, cairan vagina, sperma, dan air susu ibu.

Maka dari itu, untuk mencegah HIV/AIDS pemuda tidak boleh melakukan perilaku seksual berisiko atau tidak menggunakan kondom, kemudian menghindari NAPZA, dan tidak menggunakan jarum suntik ataupun misalnya jarum tato secara bergilir.

Presiden CIMSA, Syaogi Ahmed Azizy, mengemukakan bahwa penularan HIV/AIDS tidak secara langsung melalui kontak fisik ataupun melalui udara. Maka dari itu, dia mengatakan, orang dengan HIV/AIDS atau disingkat ODHA tidak perlu dihindari dan dikucilkan.

Kemudian, Ketua Forum GenRe,Nanda Rizka Saputri, menyampaikan bahwa, setiap pemuda yang memiliki pasangan dan ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan juga harus melakukan screening terhadap pasangannya apakah terjangkit virus HIV.  Dia menerangkan, saat ini di Puskesmas juga telah ada fasilitas untuk tes screening virus HIV.

Dalam diskusi juga mengemuka terkait berbagai hal seputar HIV/AIDS. Diantaranya, virus HIV sampai saat ini belum bisa sembuh secara menyeluruh. Namun masih ada upaya untuk mencegahnya agar tidak semakin parah yaitu dengan mengonsumsi obat Antiretroviral (ARV).

Kemudian, dalam diskusi disampaikan peran pemuda dalam mencegah HIV/AIDS.
Peran pemuda ini harus mulai dari diri sendiri untuk memahami bahaya dari HIV dan mencegah diri agar tidak melakukan hal-hal penyebab HIV. Literasi dan edukasi kepada para Pemuda tentang risiko dan akibat yang mengintai menjadi titik tolak utama dalam Pemberdayaan Pemuda untuk mencegah perilaku berisiko. 

Selain itu, pemuda harus menjadi agen perubahan dan influencer dalam mencegah HIV, mengedukasi masyarakat, keluarga, dan di kalangan sebaya terkait aktivitas penyebab virus HIV. 

Kegiatan diskusi secara daring yang disiarkan melaluo live instagram Kemenko PMK ini dihadiri oleh kurang lebih 1500 peserta. Dalam acara diskusi juga diadakan kuis interaktif dengan hadiah menarik yang mengundang partisipasi aktif para peserta. (*)

Kontributor Foto:
Reporter: