KEMENKO PMK – Bangsa Indonesia tengah dihadapkan pada tantangan globalisasi dan kehadiran revolusi industri 4.0. Selain teknologi digital yang telah menerobos jauh masuk ke ranah pribadi hingga mengancam nilai-nilai sosial budaya masyarakat, mentalitas berlandaskan nilai-nilai Pancasila juga harus dibangun secara kokoh.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menuturkan bahwa untuk merespon tantangan tersebut, pemerintah beserta segenap masyarakat harus bersatu menguatkan iklim nasional dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan semangat yang sama pula, pemerintah telah mencanangkan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) sebagai upaya akselerasi pembangunan karakter bangsa Indonesia. Hal itu demi segera terciptanya bangsa yang berintegritas dan memiliki jiwa gotong-royong yang luhur untuk mewujudkan kemajuan kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian berlandaskan Pancasila.
“Perubahan itu terwujud dalam perilaku birokrasi yang lebih melayani ketimbang dilayani, penerapan pola hidup bersih dan sehat dalam perilaku sosial, mandiri dalam ekonomi, serta bersatu dalam keanekaragaman,” ungkap Menko PMK saat mewakili Presiden Joko Widodo menjadi pembicara pada Seminar Nasional Kebangsaan yang digelar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta secara daring pada Senin (15/11).
Pada kesempatan tersebut, turut diundang Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi, Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol Muhammad Najib, Duta Besar RI untuk Republik Turki Lalu Muhammad Iqbal, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Rektor UMY Gunawan Budiyanto beserta jajaran dan seluruh sivitad akademika UMY.
Muhadjir mengutarakan bahwasanya Kemenko PMK turut berkomitmen menjalankan mandat dalam melaksanakan program revolusi mental dengan prioritas pembangunan manusia unggul. Beberapa hal penting yang sejalan dengan prinsip GNRM untuk mengelola tantangan demi mewujudkan cita-cita bangsa, ialah meliputi watak dan sikap mental yang berintegritas dan beretos kerja.
Selain itu, menurutnya, budaya gotong-royong yang mensinergikan segala sumber daya bangsa Indonesia maju serta nilai-nilai dasar kebangsaan yang berasal dari kearifan lokal yang hidup subur dan memandu perjalanan bangsa.
“SDM Indonesia yang unggul tidak hanya profesional, tetapi jugaharus memiliki kepribadian yang kuat sebagai bangsa Indonesia yang senantiasa menjalankan nilai karakter bangsa berlandaskan budaya, kearifan lokal, dan nilai-nilai luhur Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” ungkap Muhadjir.
Sekali lagi, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menegaskan, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah, sopan santun, toleran, religius, dan bermental gotong-royong. Oleh karena itu, dibutuhkan peran semua pihak dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia di masa depan. (*)