Kabupaten Banyuwangi merupakan satu dari 62 kawasan prioritas pedesaan nasional (KPPN) yang ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024. Sebagai optimalisasi peran badan usaha milik desa (BUMDesa) dalam mendukung perekonomian desa, BUMDesa diharapkan dapat menjalankan usaha yang tepat dengan basis potensi unggulan desa.
Dalam Rapat Koordinasi Optimalisasi Peran BUM Desa dalam Pengembangan Desa Wisata serta Pembangunan KPPN di Kantor Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, 6 September 2023, Plt. Deputi Bidang Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Sorni Paskah Daeli yang hadir secara daring, dalam sambutannya menyampaikan, pada tahun 2021, hampir 12% masyarakat miskin ekstrem merupakan masyarakat yang berada di pesisir. Ditargetkan pada tahun 2023, kemiskinan ekstrem turun sebesar 1,04%, sehingga di tahun 2024 hanya menargetkan sisanya, yaitu 1%.
Berdasarkan data tersebut, wilayah pesisir memiliki kontribusi yang cukup siginifikan atas sebaran kemiskinan ekstrem. Kemiskinan di wilayah pesisir tidak lepas dari pola pekerjaan masyarakat pantai yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada sektor perikanan tangkap. “Oleh karena itu, salah satu strateginya adalah BUMDesa dapat berkolaborasi dengan BPPP untuk melakukan pengembangan budidaya ikan atau kegiatan sejenis sehingga dapat memberikan dampak nyata bagi desa, khususnya di wilayah pesisir”, ucap Sorni.
Sejalan dengan Sorni, Asisten Deputi Pemerataan Pembangunan Wilayah Ivan Syamsurizal menyampaikan, dalam optimalisasi peran BUMDesa dalam mendukung perekonomian desa, BUMDesa diharapkan dapat menjalankan usaha desa yang tepat dengan basis potensi unggulan desa. Ia juga meminta desa mengaktifkan kembali peran BUMDesa terhadap sistem sosial dan ekonomi di desa, sehingga bisa memenuhi kontribusi demi perkembangan pembangunan desa.
Selama ini pembangunan desa dan pembangunan sektor dipandang masih berjalan sendiri-sendiri. Menurut Ivan, ada relevansi yang kuat antara kegiatan BUMDesa dengan kegiatan produktif di sektor-sektor. Namun, BUMDesa seringkali memiliki kesulitan dalam mengembangkan sektor unggulan di desanya. Diketahui sebanyak lebih dari 70% BUMDesa masih berjalan di sektor simpan pinjam dan pariwisata, tetapi masih sedikit yang menggunakan usaha di sektor produktif, seperti misalnya sektor pangan. “Kemenko PMK melalui rakor ini, menginisiasi adanya integrasi antara pembangunan desa dan pembangunan sektor, khususnya di sektor kelautan dan perikanan”, tutur Ivan.
Sub Koordinator Penyuluhan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi Dian Tugu Warsito Taufik yang hadir mewakili Kepala BPPP Banyuwangi merespon baik adanya rakor hari ini. Ke depan, BPPP akan segera mengirimkan penyuluh perikanan untuk menemukenali potensi produk unggulan Desa di beberapa lokasi KPPN. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu strategi agar BUMDesa dapat berkolaborasi dengan BPPP untuk melakukan pengembangan budidaya ikan atau kegiatan sejenis sehingga dapat memberikan dampak nyata bagi desa khususnya di wilayah pesisir.
Senada dengan Taufik, Asisten Pemerintahan dan Rakyat Kab. Banyuwangi Arief Setiawan yang hadir mewakili Bupati Banyuwangi, menyatakan Banyuwangi telah membuka diri dan siap bersinergi dan berkolaborasi untuk menjadikan Banyuwangi lebih maju dan mandiri.
Turut hadir secara daring dalam rakor Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kemendes PDTT, Direktur Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendes PDTT, Direktur Pengembangan Destinasi Wisata Kemenparekraf, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kawasan Kab. Banyuwangi.
Usai rapat, Ivan melakukan kunjungan langsung ke Desa Adat Kemiren, didampingi oleh Penyuluh Perikanan BPPP, pendamping desa, perangkat desa dan kelompok sadar wisata (pokdarwis), dan dilanjutkan dengan kunjungan ke Desa Taman Sari keesokan harinya.
Dari kunjungan tersebut, ditemukan kasus bahwa Desa Adat Kemiren yang berfokus pada desa adat wisata dan Desa Taman Sari yang berfokus pada wisata Ijen, ternyata juga memiliki potensi budidaya perikanan air tawar yang belum termanfaatkan dengan baik.
Ivan mendorong, agar ke depan, BUMDesa Kemiren dan Taman Sari dapat secara aktif dan kreatif mengembangkan sektor usahanya, tidak hanya berfokus pada satu sektor pariwisata saja, tetapi mulai bisa bergerak pada budidaya perikanan air tawar. “Pengembangan usaha budidaya perikanan air tawar ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan warga dan mendukung program pemerintah dalam menekan angka kemiskinan dan stunting”, pungkas Ivan.
Para penyuluh perikanan BPPP Banyuwangi menyatakan siap mendampingi seluruh proses usaha, mulai dari identifikasi daya dukung lingkungan hingga pendampingan pasca panen dalam hal pengolahan dan pemasaran produknya.