KEMENKO PMK -- Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK, Femmy Eka Kartika Putri, yang didampingi oleh Asisten Deputi bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenko PMK, Linda Restaningrum, hadir dalam acara Dies Natalis KOHATI ke 56 tahun di Hotel Balairung, Jakarta, pada Jumat malam (30/9/2022).
Dalam sambutanya Deputi Femmy menjelaskan, bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2021 mengalami peningkatan sejumlah 72,29. Namun jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, IPM perempuan masih tertinggal dibandingkan dengan laki-laki, dimana IPM perempuan sejumlah 69,59 poin, sedangkan laki-laki sejumlah 76,25 poin.
Ketimpangan tersebut, disumbangkan oleh tiga aspek, yakni : ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Dari aspek ekonomi pengeluaran per kapita laki-laki sejumlah 15 juta, perempuan hanya 9 juta. Dari aspek kesehatan angka harapan hidup perempuan lebih lama dibanding laki-laki, yakni 74 : 70 tahun. Sedangkan dari aspek pendidikan, rata-rata lama sekolah perempuan jauh tertinggal dari laki-laki, yakni perempuan 8 tahun, laki-laki 9 tahun.
"Tiga aspek ini betul-betul menjadi fokus khususnya dalam rangka peningkatan kualitas anak, perempuan dan pemuda," ujar Femmy.
Selanjutnya, Deputi Femmy menyampaikan bahwa pemerintah punya indeks pembangunan keluarga yang tentunya bisa dikawal oleh perempuan, karena saat ini indeks pembangunan keluarga masih jauh dari target di RPJMN. Ada tiga dimensi di dalam indeks pembangunan keluarga, yakni dimensi ketentraman, kemandirian dan kebahagiaan. Sedangkan yang paling rendah dari ketiga dimensi ini adalah dimensi kemandirian, yang indikatornya adalah pemenuhan kebutuhan dasar, keberlangsungan pendidikan, kesehatan keluarga, dan jaminan keuangan.
"Indeks pembangunan keluarga ini tentunya menjadi cerminan dari keluarga-keluarga di Indonesia," tambah Femmy.
Selanjutnya dalam hal pemenuhan SDM, Deputi Femmy menjelaskan masih banyak saudara-saudara kita, angkatan kerja yang berusia 15-29 tahun kondisinya not in employment, education or training. Inilah yang bisa menjadi beban demografi, hal ini dikarenakan jumlahnya yang semakin meningkat semenjak pandemi Covid 19.
Kemudian, banyak sekali program kewirausahaan yang ditawarkan kepada para pemuda dan perempuan, namun hal ini diperlukan etos kerja dan integritas agar program-program tersebut bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pemerintah melalui Perpres tentang kewirausahaan nasional yang didalamnya adalah perempuan dan pemuda, sudah mempunyai target-target supaya masalah ketenagakerjaan bisa dipecahkan melalui kewirausahaan perempuan maupun pemuda.
"Oleh karena itu saya betul-betul mengharapkan adik-adik KOHATI ini bisa terjun sampai ke akar rumput, mulai dari isu keluarga, perempuan, anak dan pemuda," tambah Femmy.
Selanjutnya Deputi Femmy menjelaskan, bahwa pemerintah telah memulangkan PMIB dari Malaysia, dan 80% mereka adalah perempuan, mereka adalah perempuan-perempuan hebat yang terjebak dalam TPPO atau mengetahui cara bermigrasi yang aman.
Diakhir acara, Deputi Femmy mengharapkan, melalui acara ini dapat menjadi motivasi bagi anggota KOHATI untuk berperan serta menciptakan SDM yang memiliki ketrampilan mumpuni, sehingga mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional. (*)