*Pemerintah Siap Membangun Keluarga Tentram, Mandiri, dan Bahagia*
KEMENKO PMK -- Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama, mulai dari anak usia dini sampai dewasa. Berhasil atau tidaknya peningkatan kualitas sumber daya manusia tergantung dari peran keluarga.
Dalam mengukur pembangunan keluarga di Indonesia, pemerintah telah memiliki Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) yang dapat memberikan gambaran peran dan fungsi keluarga di Indonesia untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
Di tahun 2022 ini, Indeks Pembangunan Keluarga ditargetkan sebesar 57,00. Adapun target yang harus dicapai hingga 2024 adalah sebesar 61,00 dengan kategori 'berkembang'. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan sosialisasi yang terencana dan terpadu kepada semua pemangku kepentingan.
Menko PMK menyampaikan dalam arahannya bahwa iBangga dapat dijadikan dasar bagi para stakeholder dalam merumuskan kebijakan pembangunan keluarga hingga tingkat daerah.
"Indeks ini dapat menjadi tolok ukur untuk melihat kondisi keluarga Indonesia karena data yang tersedia adalah data-data riil dari lapangan, sehingga pusat maupun daerah dapat melakukan intervensi yang cepat dan terukur," sambung Asdep Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Nia Reviani saat membacakan arahan Menko PMK pada Kegiatan Sosialisasi Indeks Pembangunan Keluarga Tahun 2022 secara daring, Selasa (18/10/2022).
Lebih lanjut, Menko PMK dalam arahannya berharap dengan adanya pemahaman yang baik dari stakeholder terhadap iBangga dapat memberikan perubahan dalam peningkatan kualitas keluarga Indonesia.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan bahwa iBangga sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk benar-benar menemukan permasalahan keluarga hingga ke dasar, sehingga penanganannya dapat dilakukan secara tepat.
"Jadi, iBangga ini untuk memotret keluarga lebih detail, dalam rangka menyelesaikan banyak hal, mulai dari masalah sosial, masalah kemiskinan, sampai ke masalah yang terkait dengan parenting dan masalah remaja, guna mewujudkan keluarga yang tentram, mandiri dan bahagia," Ucap Hasto.
Hasto menyebut, pentingnya sosialisasi iBangga ini karena dapat berdampak terhadap perumusan kebijakan serta implementasinya dapat terlaksana sampai tingkatan terkecil yaitu keluarga.
"Sosialisasi ini harus lebih digencarkan kepada stakeholder di tingkat daerah terkecil sehingga dalam perumusan kebijakan dan implementasinya dapat tepat sasaran," Jelas Hasto.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Femmy Eka Kartika Putri, menegaskan bahwa untuk mengukur hasil pembangunan manusia dan pembangunan keluarga, ada korelasi yang kuat antara IPM dan
iBangga yang diukur melalui tiga dimensi yaitu ketentraman, kemandirian, dan kebahagiaan.
Keberhasilan Indonesia dalam membangun SDM yang berkualitas berdasarkan siklus hidup manusia, sama dengan keberhasilan membangun keluarga. Jumlah keluarga Indonesia yang berjumlah 68,4 juta harus mendapat perhatian serius dari semua pihak terkait karena sangat menentukan keberhasilan Indonesia membentuk SDM Unggul, berdaya saing, dan berjiwa Pancasila.
Femmy mengharapkan dukungan dari semua pihak untuk meningkatkan komitmen terkait pembangunan keluarga. Membangun keluarga sama dengan membangun bangsa.
"Pembangunan keluarga ini merupakan isu lintas sektor yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Maka dari itu, kami berharap komitmen K/L serta pemerintah daerah dalam mendukung dan memfasilitasi program-program yang berkaitan dengan pembangunan keluarga," tuturnya.