Remaja Penentu Keberhasilan Bonus Demografi

Jakarta (12/8) -- Masa remaja merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan manusia. Dalam masa ini, anak bertransisi menuju kedewasaan dengan meningkatnya hormon reproduksi dan hormon seksualitas. Di masa ini pula seorang anak mencari jati diri di lingkungan pergaulannya.

Tentu saja, di masa transisi ini remaja menghadapi berbagai tantangan, utamanya tantangan zaman yang dinamis serta tantangan pergaulan yang rentan menghadapi penyimpangan. Karenanya, semua pihak bertanggung jawab atas arah perkembangan remaja baik perkembangan reproduksi maupun perkembangan kehidupan sosialnya.  

Asisten Deputi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kemenko PMK Imam Pasli mengatakan, tumbuh kembang remaja sangat menentukan terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Apalagi, kata Imam, Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045. 

Maka dari itu, menurut Imam, regulasi yang tepat perlu diterapkan pemerintah dengan berkolaborasi dengan komunitas remaja untuk mewujudkan generasi remaja yang bisa menjadi SDM unggul.

"Kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus memperhatikan segmentasi sesuai siklus kehidupannya. Masa anak-anak berbeda remaja berbeda lansia berbeda," katanya dalam Rapat Koordinasi Peningkatan Pelayanan KB Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja, pada Rabu (12/8).

Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Direktur Ketahanan Remaja BKKBN Viktor Palimbong, Perwakilan Kemenpora, Kemenag, Setkab, dan perwakilan organisasi remaja Forum Generasi Berencana (Genre), Youth PKBI Jakarta, Perkumpulan Warga Muda, dan Koalisi Muda Kependudukan.

Dalam rapat koordinasi didapat masukan yang diperlukan untuk remaja, di antaranya yaitu: keterbukaan informasi soal reproduksi dan seksualitas sejak dini melalui kurikulum pendidikan, adanya konseling untuk orang tua agar tak menjadikan tabu pendidikan reproduksi dan seksualitas, serta orang tua perlu mendidik anak dan memperhatikan anak dengan baik agar remaja tak mengeksplorasi secara bebas informasi reproduksi dan seskualitas di internet.

Rapat koordinasi mendapatkan masukan kebijakan, yang di antaranya yaitu: kebijakan perkuat pendidikan pra nikah bagi remaja sejak di masa sekolah melalui kurikulum, pendekatan agama juga diperlukan, serta pendekatan kesehatan. Selain itu, perlu pula dilibatkan organisasi remaja dalam membuat kebijakan mulai dari monitoring dan evaluasi agar kebijakan yang dibuat sesuai dan dapat diterima remaja.  

Menutup rapat, Imam Pasli mengharapkan rekomendasi kebijakan yang didapat bisa membentuk remaja yang berdaya saing, yang unggul, serta menjadi generasi pemimpin bangsa di masa depan.

"Diharapkan kebijakan yang diambil benar tepat dan sesuai keinginan para remaja. Diharapkan bila remaja berkualitas barulah bonus demografi bisa kita raih. Karena untuk meraih bonus demografi itu SDM harus berkualitas. Baik dari pengetahuannya maupun kesehatannya," pungkas Imam.

Kontributor Foto:
Reporter: