Wujudkan Indonesia Bebas Malnutrisi

KEMENKO PMK -- Salah satu kunci dalam menjamin pembangunan SDM adalah dengan menjamin perbaikan gizi sehingga target peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing dalam RPJMN 2020-2024 dapat tercapai.

Akan tetapi, dalam pembangunan manusia saat ini masih ada permasalahan malnutrisi. Terdapat tiga permasalahan triple burden malnutrition di Indonesia, yaitu stunting, balita kurang gizi (wasting), obesitas pada usia dewasa (≥ 18 tahun), dan Kekurangan gizi mikro seperti kekurangan zat besi/anemia.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Y.B Satya Sananugraha menyampaikan, dalam upaya percepatan penurunan stunting, Kemenko PMK terus melakukan berbagai upaya bersama 19 K/L yang diamanatkan dalam Perpres 72/2021 tentang percepatan penurunan stunting.

Upaya yang dilakukan dengan mendorong dan melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam percepatan penurunan stunting melalui kegiatan Roadshow percepatan penurunan stunting yang dipimpin langsung oleh Bapak Menko PMK di 33 provinsi dan 393 kab/kota dan Evaluasi terpadu percepatan penurunan stunting bersama 19 K/L di 14 provinsi prioritas yaitu NTT, Sulbar, NTB, Kalbar, Kalsel, Aceh, Sultra, Papua, Papua Barat, Jateng, Jatim, Jateng, Banten, Sumut.

"Penanganan di 14 provinsi dapat mencakup sekitar 70% sasaran atau sekitar 3,3 juta balita tanpa mengesampingkan provinsi lain dan diharapkan mempunyai daya ungkit yang besar," ucap Satya pada puncak acara Scaling Up Nutrition Annual Meeting 2023 (SUNAM 2023) di Ballroom, Grand Sahid jaya pada Selasa, (28/11/2023)

Selain masalah stunting, masalah obesitas juga perlu perhatian kita bersama melalui komitmen dan dukungan semua pihak terkait dengan: 

1. Kebijakan Pembatasan dan pengendalian kandungan gula, garam dan lemak (GGL) pada industri makanan dan makanan siap saji

2. Edukasi konsumen untuk memperhatikan batasan asupan gula, garam dan lemak harian dan pola makan gizi seimbang dan aktivitas fisik

3. Pemantauan berat badan secara teratur

Lebih lanjut Satya menegaskan, permasalahan lain yang perlu mendapat perhatian yakni permasalahan anemia pada ibu hamil dan remaja putri untuk itu perlu mendorong peningkatan suplementasi pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri dan ibu hamil

Saat ini Pemerintah juga sedang mendorong upaya fortifikasi beberapa bahan pangan seperti beras, tepung, dan minyak goreng. Fortifikasi tentu saja akan menaikkan harga komoditas namun perlu kita ingat bahwa fortifikasi juga membawa manfaat untuk pemenuhan gizi mikro yang diperlukan masyarakat. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab kita semua untuk memberi edukasi agar masyarakat lebih sadar pentingnya fortifikasi.

Deputi Satya berharap, momentum kegiatan ini  mampu memperbaharui komitmen kita untuk mewujudkan Indonesia bebas malnutrisi, memperkokoh jejaring dan kerjasama kita untuk  mewujudkan status gizi lebih baik bagi Indonesia, dan meningkatkan peran dan dukungan kita secara konkrit dalam  percepatan penurunan stunting, wasting, obesitas dan penanggulangan anemia sehingga target RPJMN 2024 dapat segera tercapai. 

Kontributor Foto:
Reporter: