Inilah Inovasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 1440H/2019M

Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2019 penuh dengan inovasi. Hal ini merupakan langkah pemerintah untuk memudahkan para jamaah untuk menjalankan ibadah haji.

Berbeda dengan penyelenggaraan ibadah haji pada tahun-tahun sebelumnya, pemerintah pada 2019 ini membuat 12 inovasi dalam penyelenggaraan ibadah haji. Langkah ini merupakan upaya meningkatkan layanan penyelenggaraan ibdah haji sekaligus bertujuan memberikan kenyamanan bagi jamaah haji. 

Inovasi yang pertama ialah fast track untuk semua embarkasi. Lintasan cepat atau fast track jemaah haji Indonesia diperbanyak pada tahun ini. Pada musim haji 1440H/2019M, selain Jakarta dan Bekasi, kini calon haji dapat memanfaatkan fasilitas ini di embarkasi Surabaya dan Solo. Layanan ini amat sangat membuat jemaah haji Indonesia nyaman dalam berhaji. Karena selain menghemat waktu, ini juga menghemat energi para jemaah. Sangat membantu

Penomoran tenda di Arafah dan Mina ialah inovasi selanjutnya. Pada musim haji 1440H/2019M, tenda jamaah haji di Arafah dan Mina akan diberi nomor. Penomoran ini dilakukan agar jemaah lebih mudah menemukan tendanya selama puncak musim haji berlangsung. Penomoran tenda akan dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi setelah memperoleh mapping maktab dari Muasassah.

Sementara sinkronisasi regu/rombongan dengan transportasi udara merupakan inovasi lainnya. Diketahui, masa pemberangkatan haji dibagi dalam dua gelombang. Gelombang I dimulai pada 7 hingga 19 Juli 2019 dan gelombang II dimulai pada 20 Juli hingga 5 Agustus 2019. Adapun masa pemulangan gelombang I dimulai pada 17 hingga 29 Agustus 2019. Kemudian pemulangan gelombang II mulai 30 Agustus hingga 15 September 2019. Transportasi udara jamaah haji Indonesia dari Tanah Air ke Arab Saudi pergi-pulang sendiri menggunakan sistem charter, penerbangan langsung tanpa transit kecuali untuk kepentingan pengisian bahan bakar. Garuda Indonesia, menyiapkan 14 pesawat untuk memberangkatkan jamaah haji 2019. Adapun tipe pesawat yang digunakan yakni Boeing-777, Boeing-747 dan Airbus 330. Sementara Saudi Arabian Airlines, menyiapkan, 13 pesawat untuk memberangkatkan jamaah haji Indonesia 2019, dengan tipe armada Boeing-747 dan Boeing 777. 

Pada musim haji 1440H/2019M ini, pemerintah juga mulai menerapkan penggunaan AC pada tenda di Arafah.  Penggunaan tenda dengan air conditioner atau AC ber-freon ini dimaksudkan agar lebih sejuk. Apalagi diketahui, suhu udara di Arab Saudi pada musim haji 1440H/2019 mendatang diperkirakan berada pada kisaran 50 derajat celcius. Karenanya pemerintah akan menyediakan satu genset pada setiap maktab. 

Yang menarik juga, inovasi kloter berbasis embarkasi juga diterapkan. Dengan begitu, sistem zonasi dinilai akan mempermudah koordinasi dan penyesuaian menu katering untuk para jamaah. Dalam Keputusan Dirjen PHU Nomor 135 Tahun 2019 tentang Penempatan Jamaah Haji Indonesia di Makkah dengan Sistem Zonasi Berdasarkan Asal Embarkasi Tahun 1440 H/ 2019 M. Penempatan jamaah haji Indonesia di Makkah didasarkan asal embarkasi dan dibagi dalam tujuh zona atau wilayah. Pemerintah pun menerapkan pendekatan penyusunan kloter berbasis wilayah (kabupaten/ kota). Hal ini dimaksudkan untuk lebih memberdayakan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam pelaksanaan bimbingan manasik. Dengan basis wilayah, maka lokasi pembinaan manasik jamaah lebih dekat dengan KUA tempat tinggalnya. Sehingga jamaah tidak harus lintas kabupaten/ kota untuk mendapat bimbingan manasik. 

Berikut tujuh pembagian zonasi jamaah di Makkah : Zona Syisyah untuk jamaah dari embarkasi Aceh (BTJ), Medan (KNO), Batam (BTH), Padang (PDG), dan Makassar (UPG); Zona Raudhah untuk jamaah dari embarkasi Palembang (PLM) dan Jakarta–Pondok Gede (JKG); Zona Misfalah untuk jamaah dari embarkasi Jakarta–Bekasi (JKS); Zona Jarwal untuk jamaah dari embarkasi Solo (SOC); Zona Mahbas Jin untuk jamaah dari embarkasi Surabaya (SUB); Zona Rei Bakhsy untuk jamaah dari embarkasi Banjarmasin dan Balikpapan serta; Zona Aziziah untuk jamaah dari embarkasi Lombok (LOP). 

Tujuh pembagian zonasi jamaah tersebut juga merupakan bagian dari inovasi zona akomodasi jamaah. 

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menyatakan bahwa zonasi Makkah telah siap 100% dan sudah didapatkan sesuai jumlah kapasitas yang diharapkan. Sri Ilham juga menjelaskan jarak akomodasi jemaah haji di Makkah dan Madinah. Disebutkan bahwa jarak akomodasi terdekat di Makkah 761 meter dan terjauh 4.350 meter dari Masjidil Haram. Sedangkan jarak akomodasi terdekat di Madinah 30 meter dan terjauh 584 meter dari Masjid Nabawi. 

Melalui pembagian zonasi jamaah pula, pemerintah menerapkan inovasi catering citarasa daerah. Bila pada tahun-tahun sebelumnya, jemaah hanya disuguhi menu katering dengan cita rasa nusantara, tahun ini, pemerintah ingin membuat menu selingan bagi jemaah di tiap-tiap zona penempatan. Katering jamaah haji 2019 di Arab Saudi akan menghadirkan kuliner lokal dari mulai rendang hingga coto makassar yang disesuaikan dengan zonasi pemondokan para jamaah masing-masing daerah. Beberapa contoh menu yang akan disajikan di antaranya untuk jamaah haji asal Sumatera di zona tempat tinggalnya akan ada menu pindang ikan, gulai ayam, dan rendang daging.Sementara untuk mereka asal Jakarta akan mendapatkan sajian menu semur daging, ayam goreng jakarta, dan ikan bandeng pesmol. Untuk Solo akan disajikan empal goreng, garang asem, dan ikan kembung panggang kecap. Sedangkan untuk Jatim ada rawon, ayam geprek, dan ikan bandeng presto. Dan akan ada ayam taliwang untuk jamaah haji asal NTB.

Pemerintah juga telah melakukan inovasi dengan melakukan manajemen manasik petugas badal dan safari wukuf, termasuk cadangan badal. Khusus untuk jamaah risti (Risiko tinggi penyakit) yang tidak bisa melanjutkan prosesi jemaah haji akan dilakukan safari wukuf dan badal. Safari wukuf adalah proses membawa jemaah risti dengan bus untuk wukuf di Padang Arafah. Wukuf adalah berada di Arafah pada 9 dzulhijjah (10 Agustus 2019) dan ini adalah rukun haji yang tidak boleh ditinggal oleh jemaah. Sementara badal, adalah mewakilkan haji jemaah yang sakit oleh petugas. Pemerintah telah memastikan, saat ini bus untuk safari wukuf telah sangat memadai. Jamaah risti dapat ditidurkan di dalam bus, sementara petugas haji akan membantu mengeluarkannya dan mengembalikannya lagi ke kantor kesehatan haji Indonesia.

Inovasi lain ialah pelaporan dan monitoring jemaah berbasis TIK (rekam jejak ibadah, informasi jemaah, check in/out, tanazzul, pelaporan katering dan penempatan), Optimalisasi penugasan saat Armina, penyesuaian beban kerja serta penempatan pos stasioner di jalur jamarat. Sedangkan inovasi terakhir adanya manajemen krisis. Disini, para petugas haji yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) dapat menelisik sisi spiritual penyelenggaraan ibadah haji. Pemberitaan yang diberikan pun bisa mengedukasi, berimbang, memberikan pemahaman kepada para jemaah haji serta menangkal hoaks yang beredar. Diharapkan kehadiran mereka dapat memberikan pemahaman jamaah terhadap manasik sangat penting.  “Di sinilah tim MCH mengemban peran profetik untuk ikut mengedukasi jemaah tentang proses ibadah yang baik,” jelas Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan. dbs

Dua Gelombang Keberangkatan

Pemerintah memastikan keberangkatan jamaah haji gelombang pertama ke Arab Saudi dimajukan sehari menjadi 6 Juli 2019. Atas dasar itu, para calon jemaah kelompok terbang (kloter) awal gelombang pertama pemberangkatan haji sudah mulai masuk ke asrama haji atau embarkasi pada 5 Juli 2019. Adapun keberangkatan jamaah haji gelombang kedua rencananya pada 20 juli 2019. Sementara untuk petugas haji gelombang pertama, rencananya akan mulai diberangkatkan pada 1 Juli 2019. Sebelumnya, dalam Rencana Perjalanan Haji (RPH) yang dirilis pada akhir 2018, pemberangkatan haji dimulai pada 7 Juli 2019. Dipastikan pula, 50% dari visa jemaah haji yang berangkat pada gelombang pertama sudah selesai. 50% lainnya ditargetkan selesai pada hari keenam fase pemberangkatan jemaah haji kloter pertama. Sementara untuk visa jemaah gelombang kedua, 50% ditargetkan selesai pada akhir pemberangkatan gelombang pertama. Sedangkan 50% sisanya pada pertengahan gelombang kedua.