KEMENKO PMK – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengadakan audiensi bersama dengan Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota Baubau pada hari Senin (13/3) di Ruang Rapat Lantai 14, Kemenko PMK. Audiensi dilaksanakan guna menindaklanjuti upaya penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut.
Kedua wilayah ini merupakan daerah yang memiliki angka stunting tinggi. Kabupaten Gorontalo Utara masuk dalam urutan ketiga daerah stunting tinggi di Provinsi Gorontalo. Hal ini dibuktikan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), dimana Kabupaten Gorontalo Utara memiliki angka stunting sebesar 29,3%. Tidak hanya itu, berdasarkan data survei yang sama, Kota Baubau juga termasuk daerah tertinggi di Sulawesi Tenggara yang memiliki angka stunting sebesar 26%.
Tingginya angka stunting tersebut menjadi permasalahan yang harus segera ditangani sehingga pemerintah dan lembaga daerah tidak tinggal diam. Dalam upayanya, Kota Baubau akan membuat program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsyat) dengan tujuan untuk memenuhi gizi seimbang bagi keluarga yang berisiko stunting.
Tidak hanya itu, Kabupaten Gorontalo Utara juga menyiapkan strategi untuk mengatasi permasalahan stunting beserta kemiskinan ekstrem dengan cara memanfaatkan aplikasi sistem informasi yang bernama SI-CANTIK GORUT yang nantinya digunakan sebagai pusat data, layanan, dan informasi mengenai permasalahan stunting, dan SICERIA yang digunakan untuk mengatasi permasalahan kemiskinan ekstrem. Selain itu nantinya akan dibentuk peningkatan penguatan pendamping untuk keluarga yang berpotensi stunting.
"Melihat persoalan intervensi spesifik dan sensitif mengenai stunting belum dapat berjalan secara konvergen di Gorontalo Utara, kami akhirnya membuat sistem informasi bernama SI-CANTIK yang nantinya digunakan untuk memberikan informasi mengenai permasalahan stunting. Aplikasi ini nantinya akan sangat membantu karena dapat mendeteksi calon pengantin mengenai gambaran status pangannya, sanitasinya ada atau tidak, sampai ketersediaan air bersihnya ada atau tidak,” ujar Thariq Modanggu, selaku Bupati Kabupaten Gorontalo Utara.
Menanggapi hal tersebut, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kemenko PMK Agus Suprapto menegaskan bahwa keberhasilan sangat berpengaruh kepada penguasaan data. Oleh karenanya kedua sistem informasi tersebut nantinya diharapkan dapat memeroleh data yang spesifik bahkan sampai di tingkat RT maupun RW.
”Saya sangat sepakat dengan bapak bupati bahwa penguasaan data tidak hanya di tingkat bupati melainkan harus sampai ke tingkat RT atau RW. Karena pencegahan stunting itu harus dimulai dari hulu yakni di tingkat RT maupun RW tersebut,” tutur Agus.
Sejalan dengan hal tersebut, Asisten Deputi Bidang Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa memberikan apresiasi kepada bupati Gorontalo Utara yang menggunakan aplikasi digital (SICANTIK) dalam integrasi data penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem tersebut karena dianggap telah sesuai dengan arahan presiden untuk mengintegrasikan aplikasi digital penanganan stunting dengan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE).
”Walaupun Gorontalo Utara tidak masuk ke dalam 50 daerah pengembangan pilloting. Saya harap dengan kesiapan daerah Gorontalo Utara nantinya dapat lebih bagus dari daerah yang masuk ke dalam pilloting. Karena pada saat ini pun daerah pilloting baru dalam tahap pengembangan,” ujarnya.