Kunjungi Maros, Menko PMK Minta Program Bapak Asuh Stunting Digencarkan

KEMENKO PMK -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, untuk penanganan stunting di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, salah satu upaya yang startegis dilakukan adalah  menerapkan program Bapak Asuh Stunting. 

Hal itu disampaikannya saat melakukan Kunjungan Kerja dan Dialog Penanganan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Desa Sudirman, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, pada Jumat (25/8/2023).

Menurut Menko PMK, program Bapak Asuh Stunting cocok diterapkan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Maros yang masih tinggi angka stuntingnya. Diketahui, prevalensi stunting di Kabupaten Maros berdasarkan SSGI 2022 sebesar 30,1% (kategori sangat tinggi) angka ini telah mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun 2021 sebesar 37.5%. 

Meskipun mengalami penurunan, prevalensi stunting di Maros masih sangat tinggi. Karenamya, Muhadjir meminta kepada Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam agar pihak Pemkab Maros melakukan penyisiran anak-anak yang perlu mendapatkan pendampingan bapak asuh stunting.

"Saya harapkan ada gerakan se-Kabupaten Maros untuk menyisir anak-anak di bawah 5 tahun yang masuk kategori stunting dan setiap balita stunting mempunyai bapak  asuh sehingga dapat membantu mereka untuk keluar dari kondisi stunting.

Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan, untuk bapak asuh stunting bisa diambil dari perangkat desa, aparat keamanan di Dandim dan Polres, serta khusus di Desa Sudirman bisa mengangkat bapak asuh stunting dari prajurit TNI dari Kostrad dan Lanud yang bermarkas di kawasan desa.

Sambil berkelakar, Muhadjir juga bersedia bila diangkat menjadi bapak asuh anak stunting oleh Bupati Maros sebagai bentuk perhatian dari pemerintah terhadap masalah stunting di Kabupaten Maros. 

"Saya juga mau kalau nanti ditawari Pak Bupati untuk ngasuh berapa orang anak. Jadi nanti saya jadi bapak asuhnya dan akan saya bantu," ucapnya.

Secara spesifik, pada Desa Sudirman terdapat 37 KK Miskin Ekstrem (Data KPM BLT) dan 7 anak tergolong stunting dari 551 balita yang diukur atau 1.3%. Muhadjir mengapresiasi  rendahnya balita  stunting di desa Sudirman ini l. Tetapi, menurut Menko PMK, penanganan dan intervensi stunting harus dilakukan secara multidimensi, mulai dari penanganan kemiskinannya sampai pemenuhan gizi. 

Juga harus dilakukan intervensi sejak masa remaja, pasangan usia subur, ibu hamil dan anak usia 0-59 bulan. Untuk mendukung hal tersebut setiap puskesmas harus tersedia USG untuk memantau pertumbuhan janin dalam kandungan dan antropometri di Posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita. 

Karrnanya, dia berharap, penanganan stunting dan miskin ekstrem di Kabupaten Maros khususnya di Desa Sudirman harus bisa ditangani dengan baik. Dia pun menargetkan supaya Desa Sudirman yang dikenal dengan banyaknya kelompok angkatan TNI yang bermarkas itu bisa menurunkan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem untuk mendukung pencapaian  target nasional.

Di kesempatan itu, Menko PMK didampingi oleh Bupati Maros Chaidir Syam, Ketua DPRD Maros Andi Patarai Amir, Danlanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Benny Arfan, Dandim Maros, Kapolres Maros, jajaran OPD Kabupaten Maros, Kepala Desa Sudirman, dan jajaran pejabat Eselon I Kemenko PMK.

Dalam kesempatan dialog itu juga Menko PMK menyempatkan berinteraksi dengan beberapa orang tua dan anak stunting. Menko Muhadjir juga memberikan beberapa pertanyaan dalam bentuk quiz tentang  makanan bergizi kepada masyarakat yang hadir  yang diikuti oleh antusuias para ibu-ibu, remaja, dan warga desa yang mengikuti kegiatan. 

Kontributor Foto:
Reporter: