KEMENKO PMK – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama dengan ASEAN Secretariat menjadi tuan rumah Pertemuan Ad-Hoc Working Group ke-5 untuk Penyusunan Rencana Strategis Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASCC) Pasca-2025 dan The Coordinating Conference on the ASEAN Socio-Cultural Community ke-20 (SOC-COM ke-20), yang diadakan dari tanggal 8 hingga 10 Juli 2024 di Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Pertemuan Ad-Hoc Working Group ke-5 delegasi Indonesia dipimpin oleh Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kemenko PMK Linda Restaningrum selaku Country Representative Indonesia bersama dengan Yuliana Bahar, Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN (KSBA) Kementerian Luar Negeri, serta perwakilan dari berbagai kementerian terkait seperti Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Sosial, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Dihadiri oleh delegasi dari seluruh negara anggota ASEAN, termasuk Timor-Leste sebagai observer, pertemuan ini menjadi ajang penting untuk memperkuat kerjasama dan menyusun strategi masa depan ASEAN. Semangat kolaborasi dan komitmen yang kuat untuk masa depan ASEAN tergambar jelas dalam dua pertemuan tersebut.
Hari pertama dimulai dengan pembahasan perkembangan penyusunan ASCC Post-2025 Strategic Plan dalam pertemuan Ad-Hoc Working Group ke-5. Diskusi ini bertujuan untuk menyempurnakan draf rencana strategis yang sebelumnya telah dibahas dalam pertemuan di Laos, Malaysia, dan Brunei sejak Februari 2024. Pertemuan berikutnya dijadwalkan akan dilangsungkan kembali di Indonesia.
Penyusunan ASCC Post-2025 Strategic Plan ini didasarkan pada Deklarasi Ha Noi tentang Visi Komunitas ASEAN Pasca-2025 yang diadopsi pada KTT ASEAN ke-37 pada 12 November 2020. Deklarasi ini menekankan pentingnya strategi komprehensif untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di ASEAN.
Hari kedua diisi dengan diskusi panel bersama Think Tanks dan Lembaga Penelitian sebagai bagian dari konsultasi pemangku kepentingan. Tujuan utama dari pertemuan tersebut adalah mengumpulkan masukan terkait tren dan peluang yang relevan dengan agenda ASCC pasca-2025, serta mempromosikan kemitraan dan keterlibatan antara ASCC, Think Tanks serta Lembaga Penelitian.
Kepala Biro Perencanaan dan Kerja sama Kemenko PMK Linda Restaningrum dalam diskusi menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, Think Tanks, dan Lembaga Penelitian dengan saling berbagi praktik terbaik untuk kemajuan kawasan ASEAN. Hari terakhir pertemuan ini melibatkan diskusi bersama Organisasi Masyarakat Sipil untuk menghimpun pendapat yang lebih komprehensif dalam membangun kawasan ASEAN dari level akar rumput.
“Think Tanks dan Lembaga Penelitian dapat menyampaikan perspektif terhadap implementasi kebijakan dalam pembangunan manusia yang inklusif dan berkelanjutan serta menyampaikan masukan-masukan untuk mendorong kemajuan bersama berdasarkan data riset yang telah dilakukan. Selain itu, perlu adanya dialog yang berkesinambungan antara pemerintah sebagai pembuat kebijakan dengan para peneliti,” tutur Linda.
Rangkaian pertemuan ditutup dengan diselenggarakannya The Coordinating Conference on the ASEAN Socio-Cultural Community ke-20 (SOC-COM ke-20). Staf Khusus Bidang Kerja Sama Luar Negeri Kemenko PMK, Joko Kusnanto Anggoro memimpin delegasi Indonesia untuk berdiskusi pada sidang ini.
Dalam agenda pertemuan ini mencakup berbagai isu penting seperti peluncuran ASEAN One Health Network, keberlanjutan The ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC), perkembangan Sustainable Development Cooperation, peluncuran ASCC Database for Monitoring and Evaluation (ADME) System, serta evaluasi progress implementasi ASCC Blueprint 2025.
Joko menegaskan pentingnya keterpaduan lintas pilar dan lintas sektor untuk merumuskan Strategic Plan yang inklusif, komprehensif, dan bermanfaat bagi semua masyarakat ASEAN. Dia menegaskam, Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung penyusunan dan implementasi Strategic Plan ASCC Pasca-2025 demi kesejahteraan bersama di kawasan ASEAN.
"Indonesia mendorong adanya sesi pleno lintas pilar yang melibatkan perwakilan dari ASCC, AEC, dan APSC untuk meninjau langkah-langkah strategis serta memastikan bahwa elemen-elemen ACV 2024 terharmonisasi di seluruh sektor," tegas Joko Kusnanto.