Pemerintah Dorong Capaian Budaya Literasi Masyarakat Indonesia

KEMENKO PMK -- Dalam mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing, pembangunan manusia telah dirumuskan kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Salah satu pelaksanaannya melalui pembangunan karakter yang mencakup revolusi mental, pembinaan ideologi Pancasila, pemajuan dan pelestarian kebudayaan, moderasi beragama, serta peningkatan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas.

Berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang dihimpun oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menunjukkan tingkat literasi masyarakat pada tahun 2022 berada pada 64,48 dari skala 100 atau masuk kategori sedang. Pemerintah telah menargetkan pada tahun 2024 sebesar 71,4. 

Dalam mencapai target tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Didik Suhardi menjelaskan bahwa pemerintah telah menyusun Peta Jalan Pembudayaan Literasi.

Strategi peningkatan literasi dalam peta jalan tersebut dilaksanakan melalui pembudayaan literasi keluarga,satuan pendidikan, dan pembudayaan literasi Masyarakat. Sinergi lintas pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam peningkatan budaya literasi.

"Hal ini sejalan dengan pengembangan kegemaran membaca yang perlu dilakukan sejak anak dalam kandungan," Jelas Didik saat membuka Rapat Koordinasi Percepatan Pencapaian Target Nilai Budaya Literasi di Hotel Grand Zuri pada Kamis (11/8/2023). 

Menurut Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar menyampaikan bahwa Perpustakaan Nasional melaksanakan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial untuk menciptakan masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, kreatif, dan produktif.

Perpusnas juga melakukan penguatan kolaborasi ekosistem literasi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk dengan penggiat literasi (Bunda Literasi, Duta Baca, Duta Baca Pelajar, dan Aktivis Literasi). 

"Peningkatan literasi masyarakat yang dilaksanakan Perpusnas antara lain ditujukan untuk menumbuhkan kewirausahaan, penurunan kemiskinan, dan penurunan angka stunting," Jelasnya.

Melalui program Merdeka Belajar, program ini disebut paket lengkap yang meliputi pemilihan buku bermutu, penjenjangan buku sesuai dengan kemampuan baca anak, pencetakan dan pengiriman buku langsung ke sekolah, serta pelatihan pendampingan bagi guru di sekolah penerima buku.

Untuk mempercepat peningkatan sarana dan prasarana akses literasi masyarakat, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek mengirimkan buku bacaan bermutu kewilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Tidak hanya itu saja, Badan Bahasa juga menyediakan akses Buku Digital kepada seluruh masyarakat.

Seiring kemajuan teknologi, literasi digital juga terus di kembangkan. Badan Aksesibilitas, Telekomunikasi, dan Informasi (BAKTI) Kominfo telah mengembangkan 51 solusi ekosistem digital yang meliputi bidang pemerintahan dan kesehatan, UMKM hulu dan hilir, pendidikan dan literasi digital, serta pariwisata.

"Saat ini telah diluncurkan Satelit Satria 1 ke titik orbit untuk meningkatkan layanan akses internet sehingga masyarakat Indonesia dapat memperoleh informasi dengan cepat dan tepat," Tuturnya.

Pengembangan Kapasitas Literasi juga dilakukan hingga masyarakat Desa. Menurut perwakilan dari Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Pedesaan KemendesPDTT, hal tersebut merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan Desa tertuang didalam SDGs Desa Ke-4 yakni pendidikan desa berkualitas. 

Pengembangan literasi desa antara lain mencakup lengembangan Perpustakaan Desa (PD) atau Taman Bacaan Masyarakat Desa (TBM), pengembangan Sekolah Lapang, pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan pengembangan Keterampilan Abad 21.

Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Molly Prabawaty selaku Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas Kemenko PMK. Ia menyebut literasi mengambil peran penting dalam Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Literasi memiliki korelasi yang kuat dengan kesejahteraan masyarakat.

"Maka dari itu, saya berharap seluruh pihak dapat saling berkolaborasi untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam membangun budaya literasi pada masyarakat Indonesia," Tutupnya. 

Rapat tersebut turut hadir pula Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Sekretariat Kabinet, Kepala Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian Kementan Muchlis, dan Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian DPR Lidya Suryani.

Kontributor Foto:
Reporter: