Peringati Nuzulul Qur’an, Muhadjir Ajak Umat Islam Jaga Tradisi Tadarus Al-Qur’an

Jakarta (29/4) – Bulan Ramadan menjadi bulan yang mulia bagi umat islam di seluruh dunia. Salah satunya, bertepatan dengan peristiwa Nuzulul Qur’an yaitu peristiwa pertama kali diturunkannya wahyu Allah SWT berupa Al-Qur’an di bumi kepada Nabi Muhammad SAW.

 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, proses terjadinya peristiwa Nuzulul Qur’an yang diperingati setiap malam ke-17 pada bulan Ramadan.

 

“Dalam peristiwa Nuzulul Qur’an, Nabi Muhammad SAW. yang tengah menyepi di Gua Hira mendapatkan wahyu pertama, yaitu Al-Qur’an Surah al-Alaq ayat 1 hingga 5. Sejak saat itu sepanjang lebih dari 22 tahun, Al-Qur'an turun secara bertahap untuk menjadi pedoman umat manusia,” jelasnya saat memberi sambutan pada Acara Peringatan Nuzulul Qur’an 1142 H di Masjid Nurussalam Kemenko PMK (29/4).

 

Lebih lanjut, Menko Muhadjir menceritakan, pada zaman Nabi Muhammad SAW kebiasaan di setiap bulan Ramadan para sahabat berkumpul di ‘shuffah’ atau pinggiran masjid nabawi untuk saling mencocokan ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Menurutnya hal itu menjadi awal mula munculnya tradisi tadarus Al-Qur’an pada umat islam di seluruh dunia. 

 

“Kebiasaan pada bulan Ramadan kumpul di masjid sudah ada sejak dulu. Telah dilakukan sahabat nabi, yaitu tadarus. Artinya mencocok-cocokan hafalan Al-Qur’an. Dan itulah yang membuat Al-Qur’an terus terjaga sampai saat ini,” ujar dia.

 

Muhadjir mengajak kepada seluruh umat islam untuk memanfaatkan bulan Ramadan sebagai ajang mencari pahala dan keberkahan, salah satunya dengan menjaga tradisi kegiatan tadarus Al-Qur’an.

 

“Jadi sebetulnya nuzulul quran bukan hanya sekedar memperingati pada saat awal wahyu diturunkan di gua hira pada awal bulan puasa. Oleh karena itu, kita harus melanjutkan tradisi pada masa rasulullah yaitu tadarus Al-Qur’an,” tandasnya.

Kontributor Foto:
Reporter: