Praktik Beragama Moderat Identitas Umat Beragama Indonesia

KEMENKO PMK -- Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito menyampaikan bahwa strategi penguatan moderasi beragama merupakan suatu pendekatan yang sangat penting dalam menjaga kedamaian, mempromosikan toleransi, dan mendorong kerjasama antarumat beragama.

Hal tersebut disampaikan Deputi Warsito saat mewakili Menko PMK Muhadjir Effendy pada acara Rapat Koordinasi Nasional Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI, dengan tema "Strategi Penguatan Moderasi Beragama: Pembangunan Relasi Agama dan Budaya" di Hotel Mercure Ancol Jakarta (07/03/2024).

“Moderasi beragama bukanlah sekadar sebuah konsep, tetapi sebuah komitmen untuk memahami perbedaan, menghargai keberagaman, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dan ini sudah ada jauh sebelum bangsa ini berdiri. Sehingga bangsa dan negara ini juga didirikan atas berbagai kesepakatan pendiri bangsa agar tetap bisa mengakomodir perbedaan,” ujar Warsito.

Warsito menambahkan bahwa saat ini yang kita lakukan sejatinya adalah menarasikan cara pikir, cara pandang dan cara sikap praktik beragama dari para pendahulu kita, para pendiri bangsa ini yang telah mencontohkan pola kehidupan yang toleran, menghargai perbedaan dan keragaman serta rukun satu sama lain, tanpa melihat latar belakang agama dan atribut sosial-budaya lainnya. Bentuk narasi dikonversikan dalam bentuk regulasi sehingga perencanaan dan implementasi moderasi beragama dapat dilakukan secara terarah dan berkesinambungan. 

“Untuk itu, dalam menyusun program hendaknya berangkat dari konteks riil dari bawah yang ada di masyarakat dan bukan topdown,” tegas Warsito.

Semangat para pendahulu bangsa Indonesia yang mencontohkan kehidupan yang rukun dan damai dengan berlandaskan pada nilai-nilai toleransi dan kerjasama telah diwariskan kepada kita yang hidup pada zaman setelahnya. Untuk itu, Warsito menekankan pentingnya untuk kita juga memastikan bahwa kehidupan rukun dan damai menjadi pilar utama dalam setiap aspek kehidupan generasi setelah kita.

Lebih jauh, Warsito menguraikan untuk mewujudkan penguatan moderasi beragama melalui pembangunan relasi antara agama dan budaya, diperlukan beberapa langkah strategis diantaranya promosi pendidikan multikultural, penguatan institusi keagamaan, pemberdayaan perempuan, kolaborasi antara agama dan budaya serta pembangunan inklusif dalam pembangunan. 

Warsito mendorong peserta rakornas untuk bersama-sama bekerja keras dan berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai contoh negara yang mengedepankan kerukunan antarumat beragama dan budaya. 

Pada bagian akhir, Warsito mengajak seluruh peserta yang hadir pada Rapat Koordinasi Nasional untuk menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis dengan landasan kokoh bagi pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, intelektual, dan pemuda, sangat diperlukan untuk mewujudkan visi pembangunan relasi agama dan budaya yang berkualitas.

Hadir pada acara tersebut Dirjen Bimas Khatolik Suparman, Plt. Asdep Moderasi Beragama Kemenko PMK Thomas Siregar, Kapus Litbang Arif, Pejabat Tinggi Pratama, Madya dan Para Kakanwil Kemenag, Kepala badan Kesbangpol dari seluruh propinsi, dan para Pimpinam Perguruan Tinggi Kemenag maupun dari Kemendikbudikti. 

Editor :
Reporter: