KEMENKO PMK -- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyelenggarakan rapat pembahasan masukan Indonesia pada 3rd Ad-Hoc Working Group Meeting to Develop ASCC Strategic Plan Post-2025 pada Jumat (19/04/2024).
Rapat berlangsung secara hybrid melalui video conference dan dipimpin oleh Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kemenko PMK Linda Restaningrum serta dihadiri oleh perwakilan dari berbagai Kementerian dan Lembaga (K/L) teknis pengampu badan sektoral pilar sosial budaya ASEAN.
"Inisiatif ini menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung proses pembangunan komunitas ASEAN yang berkelanjutan dan inklusif," ujar Kepala Biro Perencanaan Linda Restaningrum.
Sebelumnya, Indonesia, yang diwakili oleh Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kemenko PMK sebagai Country Representative, bersama dengan para delegasi Indonesia lainnya, telah mengikuti serangkaian pertemuan penting di Laos selama Masa Keketuaan ASEAN Laos 2024. Pertemuan tersebut meliputi Senior Officials Committee on ASCC (SOCA) Meeting ke-36, dan ASEAN Socio Cultural Community (ASCC) Council Meeting ke-31 pada 22-23 Maret 2024.
Dalam sambutannya, Linda Restaningrum mengungkap hasil dari serangkaian pertemuan di Laos. Beberapa hal dalam hasil sidang ASCC ke-31 perlu mendapat perhatian bersama, seperti Peluncuran Operasionalisasi ASCC Database for Monitoring and Evaluation yang dimulai pertengahan tahun 2024 untuk mendukung proses final review ASCC Blueprint, pendirian pusat-pusat ASEAN di negara-negara anggota, serta Dokumen Keluaran Pilar Sosial Budaya ASEAN yang akan diadopsi pada KTT ASEAN 44 dan 45.
Linda juga menguraikan hasil-hasil dari sidang SOCA ke-36, termasuk di dalamnya proses Implementasi Cetak Biru Pilar Sosial Budaya ASEAN 2025 yang telah mencapai 97% keberhasilan, Isu-Isu Lintas Sektor dan Lintas Pilar seperti penyelesaian 70 dari 72 inisiatif dari ASEAN Comprehensive Recovery Framework, program Traveling Resource Person Pilar Sosial Budaya ASEAN untuk Timor Leste, dan penyelesaian 3 dari 7 platform Research and Development ASCC.
Diskusi dilanjutkan dengan penyusunan Strategic Plan ASCC pasca tahun 2025, yang meliputi berbagai topik penting seperti kesejahteraan sosial, kesehatan, kepemudaan dan olahraga, perlindungan perempuan dan anak, serta pengembangan jejaring desa ASEAN.
"Indonesia menekankan pentingnya langkah-langkah konkret dalam memajukan agenda ASCC pasca tahun 2025. Melalui pertemuan hari ini, kita berharap dapat memberikan masukan yang berarti untuk memastikan implementasi rencana strategis Pilar Masyarakat Sosial Budaya ASEAN mencakup kepentingan Indonesia dan seluruh anggota ASEAN," jelas Linda.
Pada kesempatan ini, K/L teknis pengampu badan sektoral pilar sosial budaya secara aktif memberikan pandangan dan masukan penting guna penyempurnaan Strategic Plan ASCC pasca tahun 2025.
Perwakilan dari badan sektoral Senior Officials Meeting on Sports (SOMS) Indonesia yang diampu Kemenpora, menegaskan pentingnya kolaborasi dan pengembangan kemitraan dalam berbagai aspek olahraga, seperti high performance sport, sport management, sport industry, dan healthy lifestyle guna membangun masyarakat ASEAN yang lebih sehat dan kompetitif.
Badan sektoral Senior Officials Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) yang diampu oleh Kemendes PDTT turut memaparkan aktivitas yang telah dilakukan yang selaras dengan Strategic Plan terkait promosi desa wisata, ketahanan pangan, pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa, tanggap bencana desa, transfer of technology dengan berbagai desa, dan pengolahan hasil pertanian di desa.
Masukan-masukan tersebut nantinya akan disampaikan pada 3rd Ad-Hoc Working Group Meeting to Develop ASCC Strategic Plan Post-2025 yang akan diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 20-23 April 2024. Pertemuan ini sekali lagi menegaskan keseriusan Indonesia dalam memperkuat peran dan kontribusinya untuk mendorong terciptanya Komunitas Masyarakat Sosial Budaya ASEAN yang lebih solid, berkelanjutan, dan inklusif. (*)