7,2 Juta Ton Sampah di Indonesia Belum Terkelola Dengan Baik

Gatot : Butuh Revolusi Mental dan kolaborasi kuat antara pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat untuk mencapai target pengurangan dan penanganan sampah

KEMENKO PMK - Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 kab/kota se Indonesia menyebut jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut, 65.71% (13.9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik.

Demikian disampaikan Sekretaris Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Gatot Hendrarto saat membuka Leaders Academy Online Indonesia 2023 yang merupakan bagian kegiatan tahunan World Cleanup Day (WCD) Indonesia. Peserta Leaders Academy ini akan menjadi ujung tombak menjaring relawan di seluruh Indonesia untuk kegiatan WCD September 2023 nanti.

Ditekankan Gatot, pemerintah baik pusat dan daerah akan terus mengupayakan dan melaksanakan kebijakan dan program kolaboratif dan persuasif antar pemangku kepentingan untuk pengelolaan sampah yang tepat dengan mengedepankan prinsip sirkular ekonomi dimana ada peningkatan manfaat ekonomi dari sampah. 

Kesadaran kolektif dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan salah satu bentuk modal sosial untuk menciptakan budaya bersih sebagai bagian dari identitas dan karakter masyarakat Indonesia. Gerakan Indonesia Bersih, sebagai salah satu pilar dari 5 Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) diharapkan menjadi gerakan sosial kolaboratif yang  turut berkontribusi membina mental masyarakat untuk sadar dan paham akan permasalahan sampah dan bergerak untuk mengambil bagian dalam pengelolaan sampah.

“Pola tradisional pengelolaan sampah : kumpul - buang - angkut harus ditinggalkan dan mulai mengubah perilaku dimulai dengan upaya pilah pilih sampah di rumah hingga gaya hidup 3R (reduce, reuse, recycle),” jelas Gatot  yang hadir secara daring, Jumat (4/08/2023).

Di Indonesia, WCD Indonesia telah mendapat respon baik dari masyarakat terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah relawan setiap tahun. Para local heroes seperti relawan WCD di seluruh Indonesia harus terus diapresiasi, dikuatkan, dan dibantu untuk diperluas jaringannya. Selain aksi bersih-bersih, upaya membudayakan dan menggerakkan program-program di tingkat masyarakat seperti program Bank Sampah juga patut terus disebarkan untuk penyadaran dan peningkatan kemampuan pemilahan sampah yang dihasilkan dari tingkat rumah tangga.

“Sangat penting perlunya kerja sama untuk membudayakan sistem manajemen sampah secara terintegrasi, holistik dan terpadu,” tegas Gatot seraya mengajak peserta Leaders Academy  tetap semangat untuk menanamkan perubahan mental menjadi lebih baik di tengah masyarakat.

Kegiatan Leaders Academy WCD Indonesia ini adalah salah satu wadah dan sarana untuk mengembangkan potensi-potensi leader-leader WCD dari berbagai wilayah di Indonesia agar dapat memimpin aksi sesuai dengan tujuan. Setiap perwakilan leader atau tim WCD dari berbagai provinsi mendapatkan pelatihan kepemimpinan, studi dan praktik lapangan serta mendalami materi mengenai gerakan WCD itu sendiri.

Dalam kesempatan itu, Leader Nasional WCD Indonesia Andy Bahari menegaskan bahwa relawan Indonesia merupakan relawan terbanyak di dunia, yakni 40 persen dari relawan WCD dunia. Hal ini, menurut Andy menunjukkan bahwa  jiwa gotong royong, bantu-membantu  masih ada dan melekat di masyarakat Indonesia. Untuk itu, tahun ini pelaksanaan WCD di Indonesia akan dilakukan sebulan penuh di bulan September dan berpuncak di 16 September 2023.

Hadir dalam kegiatan daring itu pendiri Let’s Do It World yang menangani WCD, Heidi Solba. Heidi mengungkapkan bahwa WCD Indonesia adalah role model bagi pelaksanaan WCD di berbagai negara. Selain Heidi, hadir pula  Vinda Damayanti Direktur Pengurangan Sampah KLHK dan dan Rizal Panrelly dari Kemenko Marves.

Kontributor Foto:
Reporter: