KEMENKO PMK — Kemenko PMK bersama Save the Children Indonesia menggelar kampanye edukatif bertajuk “Sehari Bermain Bersama Anak” yang dirangkai dengan agenda peluncuran “Rally Nasional Aksi Generasi Iklim” yang akan dilakukan pada delapan provinsi di Aula Heritage Kemenko PMK, pada Sabtu (10/8/2024).
Aksi nasional akan dilaksanakan secara berkesinambungan di wilayah Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Deputi Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum menyampaikan gerakan ini penting untuk memberikan edukasi kepada anak-anak mengenai bahaya dampak krisis iklim yang tengah dihadapi saat ini.
“Anak-anak menanggung beban ganda akibat adanya krisis iklim, mereka terkena dampak bencana, tetapi juga terkena dampak pemenuhan haknya. Untuk itu anak-anak harus mulai dikenalkan mengenai penyebab krisis iklim dan langkah yang bisa dilakukan sejak dini,” ujar Deputi yang akrab dipanggil Lisa.
Lisa menuturkan, Kemenko PMK akan terus melakukan koordinasi dan sikronisasi terutama dalam memastikan konvergensi berbagai kebijakan dan program/kegiatan dari kementerian dan lembaga pada lokus-lokus tertentu untuk memastikan anak-anak terlibat aktif dalam memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim sesuai dengan kondisi daerahnya.
“Kampanye di delapan provinsi akan menggandeng kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian LHK yang telah memiliki Program Sekolah Hijau, Kemenkes untuk masalah hak kesehatan, dan Kemendikbudristek dalam pemenuhan hak pendidikan. Ini bagian dari upaya masif untuk melakukan penyadaran betapa bahayanya krisis iklim pada anak-anak,” kata Lisa.
Sementara itu, Board dan CEO Save the Children Indonesia Dessy Kurwiany menyampaikan, kampanye generasi iklim digelar semenarik mungkin agar dapat dengan mudah dipahami oleh anak-anak, seperti permainan yang edukatif serta gelaran budaya seperti angklung dan wayang.
“Satu hari bersama anak bertujuan memberikan edukasi bahwa dampak krisis iklim dapat berpengaruh terhadap hak-hak anak dengan cara yang menarik dan dapat mudah dipahami oleh anak-anak,” terang Dessy.
Agenda yang diikuti oleh lebih dari 500 anak baik secara daring maupun luring itu menyajikan pertunjukan wayang oleh Kang Satria beserta dalang dan para nayaga dari Saung Angklung Ujo Bandung yang bercerita tentang dampak perubahan iklim dari penebangan hutan secara liar, dan berbagai macam permainan menarik yang tersaji dalam stan yang disajikan oleh mitra pembangunan.
Turut hadir dalam agenda itu, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK Laksmi Dhewanthi, Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Zulfikri Anas, Ketua Tim Kerja Adaptasi Perubahan Iklim dan Kebencanaan Lingkungan Kementerian Kesehatan Donal Simanjuntak.