KEMENKO PMK — Kemenko PMK melalui Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana, Andre Notohamijoyo, menggelar pertemuan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) pada Rabu (15/10/2025) di Graha Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Jakarta. Pertemuan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Jepang, khususnya di bidang Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
Dalam pertemuan tersebut, tim JICA yang dipimpin oleh Ryoji Takahashi membahas berbagai peluang sinergi untuk memperkuat penerapan kebijakan berbasis data (evidence-based policy) dalam mendukung penurunan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). Asdep Andre menekankan bahwa kolaborasi ini penting untuk mempercepat integrasi kebijakan PRB lintas sektor, terutama melalui pendekatan yang terukur dan berorientasi pada hasil.
“Kolaborasi dengan JICA ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam membangun ketangguhan masyarakat Indonesia terhadap bencana. Kita ingin memastikan bahwa setiap kebijakan yang lahir benar-benar berbasis data dan mampu memberikan dampak nyata di lapangan,” ujar Andre.
Selain itu, pembahasan turut menyoroti penguatan kerja sama melalui Flagship Kita Tangguh yang menjadi program unggulan Kemenko PMK dalam membangun ketangguhan masyarakat terhadap bencana. Kerja sama ini akan difokuskan pada sinkronisasi data, monitoring, dan edukasi publik mengenai ketangguhan masyarakat.
JICA juga menyampaikan komitmennya untuk mendukung peningkatan kapasitas daerah melalui pengembangan modul pelatihan dan pembaruan panduan teknis berbasis Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015–2030.
Salah satu agenda utama dalam pertemuan ini adalah pengembangan Dashboard Kita Tangguh sebagai alat pemantauan ketangguhan nasional lintas sektor. Dashboard tersebut diharapkan mampu menampilkan aksi nyata di lapangan dan menjadi dasar integrasi sistem data, indikator capaian, serta efektivitas kebijakan PRB. Sistem ini juga akan dirancang dengan prinsip gender-responsive dan inklusif agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai tindak lanjut, kedua pihak sepakat untuk menyusun Joint Workplan 2025–2026 yang akan memuat ruang lingkup kegiatan, pembagian peran, serta mekanisme koordinasi dalam implementasi program bersama. Pertemuan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat sinergi Indonesia dan Jepang dalam membangun masyarakat tangguh bencana melalui Flagship Kita Tangguh.