Kemenko PMK Terima Audiensi Kabupaten Pohuwato Bahas Percepatan Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

KEMENKO PMK – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyelenggarakan Audiensi dengan Kabupaten Pohuwato pada Kamis, (9/3). Kegiatan ini dalam rangka menindaklanjuti upaya penaganan stunting dan kemiskinan ekstrem.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kabupaten Pohuwato telah berhasil menurunkan angka stunting yang sangat signifikan yakni sebanyak 27,7 persen. Dimana pada tahun 2021 sebesar 34,6 persen menjadi 6,4 persen ditahun 2022. 

Keberhasilan penurunan angka stunting ini  dilakukan dengan berbagai upaya seperti program Rumah Tangga Pelopor Stunting (RTPS) serta Gebyar SMS (Gerakan Bersama Melayani Rakyat Sehat Maju dan Sejahtera) yang dilakukan di setiap daerah.

Selain itu, melihat kondisi masyarakat Pohuwato yang memiliki mata pencaharian sebagai petani, pemerintah daerah Pohuwato juga memanfaatkan pemberdayaan petani sebagai upaya penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem. 

"Adapun upaya kami untuk mengintervensi kepala keluarga tidak mampu seperti membuatkan kebun, kendang ayam, dan kolam ikan. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan keluarga berisiko miskin dapat menjual kembali hasil pertanian mereka dan juga dapat mengatasi pemenuhan gizi mereka," Jelas Wakil Bupati Pohuwato Igirisa Suharsi dalam audiensi tersebut. 

Meskipun angka stunting di wilayah tersebut mengalami penurunan. Namun ia menuturkan, masih terdapat kebutuhan yang harus dipenuhi seperti alat kesehatan Antropometri sebanyak 250 unit dan Ultrasonografi (USG) di 10 Puskesmas. Pemenuhan makanan bergizi seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal juga masih dibutuhkan baik untuk balita maupun ibu hamil.

Menanggapi hal tersebut, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kemenko PMK Agus Suprapto menegaskan agar Kabupaten Puhowato dapat segera mengusulkan kebutuhan alat kesehatan kepada Kementerian Kesehatan supaya penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem dapat segera teratasi. 

“Saya apresiasi untuk Kabupaten Pohuwato karena telah berhasil mengalami penurunan stunting hingga 6,4 persen. Saya kira pengajuan alat tersebut segera diusulkan kepada Kemenkes melalui link yang telah disediakan termasuk Hb Meter sehingga penanganan stunting dapat segera tuntas sepenuhnya," Jelas Agus.

Sejalan dengan hal tersebut, Asisten Deputi Bidang Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa mengatakan pentingnya perkuat koordinasi dan kolaborasi di semua lapisan masyarakat. 

"Dana sudah tersedia di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) namun masih berjalan sendiri-sendiri dan ini perlu dikuatkan koordinasinya. Apalagi saat ini sudah terbentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting untuk peran koordinasinya," Tuturnya.

 

Reporter : Bunga Istighfariani

Kontributor Foto:
Reporter: