KEMENKO PMK -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS LU) Yayasan Salsabil Sehati, di Pondok Pesantren Mts Al Azhari, Kelurahan Penggalon Lor, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (31/01/2023)
Menurut Menko PMK, adanya LKS Yayasan Salsabil Sehati yang bermitra dengan Kementerian Sosial sangat bagus dalam membina para lansia untuk tetap semangat beraktivitas, dan bersosialisasi.
"Ini suatu hal yang sangat bagus dari kemitraan antara Kementerian sosial dengan masyarakat untuk saling bantu," ucapnya.
"Di sini ada pembinaan pelayanan kesehatan terjamin, bisa bersosialisasi memperdalam agama. itu contoh yang bagus," puji Muhadjir.
Dalam kesempatan itu Menko PMK juga menyerahkan bantuan atensi sebanyak 100 paket untuk lansia, dan 100 paket untuk anak-anak panti asuhan yayasan Salsabil Sehati. Menko PMK juga berjanji akan memperbaiki fasilitas yang ada di Pondok Pesantren, melengkapi fasilitas yang ada di LKS dan mendiskusikannya dengan Kementerian Sosial.
"Saya memberi apresiasi bagus adanya LKS LU Yayasan Salsabil Sehati ini. Saya sudah cek apa saja yang kita lengkapi di sini. Akan kita bicarakan pada Bu Mensos (Tri Rismaharini)," ungkapnya.
LKS LU Yayasan Salsabil Sehati Semarang merupakan lembaga yang bergerak dalam pemberdayaan lanjut usia. Berdiri sejak tahun 2014, visi dari LKS LU Yayasan Salsabil Sehati adalah Lanjut Usia Sejahtera Aktif dan Mandiri.
Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang dilakukan oleh Yayasan Salsabil Sehati adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan jasmani, mental, spiritual keagamaan, memberikan suasana hidup yang lebih kekeluargaan dan keharmonisan, dan mendampingi lanjut usia seperti keluarga sendiri.
LKS LU Yayasan Salsabil Sehati sejauh ini telah membina sebanyak 191 lansia. Jenis pelayanan yang diberikan di antaranya adalah homecare, perawatan sosial, perawatan sosial, posyandu lansia, family support, lansia potensial.
Kunjungi Keluarga Miskin Ekstrem
Dalam kesempatan selanjutnya, Menko PMK juga melakukan kunjungan pada keluarga miskin rentan di RT 7/5 Kelurahan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk. Di RT tersebut diantara 50 keluarga ditemui dua keluarga dengan pendapatan sepuluh persen terbawah atau disebut keluarga desil 1 yang merupakan sasaran intervensi miskin ekstrem.
Lokasi ini memperlihatkan wajah kemiskinan ekstrem perkotaan, yang mana keluarga miskin ekstrem sudah sangat jarang ditemui. Sebagai catatan tingkat kemiskinan ekstrem Kota Semarang adalah 0,61 persen
Pada kunjungan tersebut Menko PMK berdialog dengan keluarga miskin rentan penerima bansos PKH dan menyaksikan pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2). Pada lokus ini PM juga sekaligus meninjau program pemberdayaan yang telah diperoleh KPM PKH.
Dari 18 KPM PKH terdapat 6 KPM PKH yg memiliki usaha diantaranya warung ayam geprek, laundry, brownies/snack, aksesoris, sembako, dan fashion. 3 diantaranya telah mendapatkan program Pahlawan Ekonomi Nasional (PENA), yaitu program dari Kemsos berupa bantuan modal usaha senilai Rp 6 juta yang bertujuan mendorong pemberdayaan KPM yang berusia 20-45 tahun.
Dalam kesempatan itu para KPM juga menyampaikan harapannya agar ada dukungan pengembangan usaha, terutama permodalan. Menko PMK mengarahkan agar segera dilakukan sinergi program Kemsos dengan PNM.
Selanjutnya Menko PMK juga meminta pemerintah daerah dan para pendamping untuk jeli melihat potensi keluarga miskin rentan dan menjembatani pemberdayaannnya sehingga mereka dapat segera graduasi.
"Pokoknya saya harap biar segera lulus, gak lagi jadi penerima PKH, dan bisa hidup lebih sejahtera," ucap Menko PMK.
Dalam kesempatan itu mendampingi Menko PMK Sesmenko PMK Andie Megantara, Staf Ahli Menko PMK Agus Suprapto, Staf Khusus Menko PMK Khoirul Muttaqin, Kepala Balai Sentra Terpadu Kemensos, Asda dan Unsur Perangkat Wilayah Pemerintah Kota Semarang, dan perwakilan TNI/POLRI.