KEMENKO PMK -- Pemerintah telah menyelesaikan pengumpulan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024. Hasilnya, prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8 persen atau setara dengan 4.482.340 balita. Angka ini menurun 1,7 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 21,5 persen. Sebanyak 377.000 kasus balita stunting baru juga berhasil dicegah.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kemenko PMK Sukadiono menyampaikan, capaian tersebut menunjukkan kemajuan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Namun, ia menekankan perlunya upaya berkelanjutan dalam peningkatan gizi masyarakat.
Pentingnya penguatan koordinasi seluruh pihak untuk terus meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia," ujarnya dalam Rapat Koordinasi Hasil SSGI 2024 yang digelar secara daring, Jumat (2/5/2025).
Selanjutnya Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan RI.Asnawi Abdullah menyatakan bahwa kelompok ekonomi kuintil 1 (termiskin) memiliki angka stunting tertinggi, yakni sebesar 29,8 persen. Karena itu, upaya percepatan penurunan stunting ke depan perlu disinergikan dengan program penghapusan kemiskinan ekstrem.
"Penurunan stunting pada kelompok miskin memerlukan pemberdayaan masyarakat desa dengan dukungan dana desa," jelas Sukadiono.
Sukadiono menambahkan, data status gizi tahunan perlu dikaitkan dengan peta kerawanan pangan untuk memperkuat intervensi akses pangan. Ia juga menyoroti pentingnya fokus intervensi pada kelompok usia balita 12–36 bulan, yang menunjukkan tren kenaikan prevalensi stunting.
Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Asnawi Abdullah dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Setwapres Dadan Wildan menjadi pembicra pada Rapat Koordinasi ini dan dihadiri perwakilan Kemensetneg; Bappenas; Kemenkes; Kemenpan RB; Kemenkeu; KemenPU; Kemendikdasmen; Kemendikti; Kemensos; Kemendagri; Kemendes PDT; BKKBN; Kemkomdigi; Kemenag; KPPPA; Kementan; BPS; BPOM; Badan Pangan Nasional; Badan Gizi Nasional.
Lebih lanjut Asnawi menyatakan bahwa pelaksanaan SSGI 2024 dilakukan sesuai standar dengan validasi eksternal oleh AIPTKMI (Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia). Tidak ditemukan perbedaan signifikan antara hasil tim validator dan Tim SSGI untuk indikator stunting, wasting, dan underweight. Validasi dilakukan terhadap seluruh tahapan, mulai dari input, proses, hingga output.