Jakarta — Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) melalui Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial memimpin Rapat Koordinasi Project Steering Committee (PSC) Proyek WE NEXUS: Perempuan Berdaya untuk Perdamaian Berkelanjutan. Forum strategis ini mempertemukan berbagai kementerian/lembaga serta mitra pembangunan untuk mengevaluasi capaian yang telah diraih, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, serta memperkuat arah implementasi proyek ke depan. Tujuannya adalah membangun kohesi sosial dan ketangguhan masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan.
Proyek WE NEXUS merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Indonesia, UN Women, KOICA, , dan berbagai mitra pelaksana seperti CARE Peduli, Wahid Foundation, dan Save the Children. Proyek ini menyasar prioritas pembangunan nasional dalam RPJMN 2025–2029, serta mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan 1 (Tanpa Kemiskinan), 5 (Kesetaraan Gender), 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh).
Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Lilik Kurniawan menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar proyek ini tidak hanya menghasilkan capaian teknis, tetapi juga memperkuat fondasi kebijakan inklusif yang berpihak pada masyarakat.
"Proyek WE NEXUS adalah contoh konkret pendekatan Humanitarian-Development-Peace Nexus yang terintegrasi dan berbasis gender. Kemenko PMK memastikan proyek ini mendukung RPJMN, Agenda SDGs, serta kebijakan nasional seperti Rencana Aksi Nasional (RENAS) Penanggulangan Bencana dan RENAS P3A-KS. Ini bagian dari upaya memperkuat ketangguhan masyarakat dan memperluas kepemimpinan perempuan di wilayah rentan," ujar Lilik.
"Kami mendorong agar pendekatan proyek ini dapat direplikasi di daerah prioritas melalui sinergi dengan pemerintah daerah, organisasi perempuan, dan lembaga sosial lokal. Semangat kolaborasi ini perlu dijaga untuk memastikan hasil yang berkelanjutan," tambahnya.
Ulziisuren Jamsran, Country Representative and Liaison to ASEAN UN Women, juga menyampaikan pentingnya kolaborasi multilateral dalam mendukung ketahanan masyarakat:
“Proyek WE NEXUS adalah contoh nyata bagaimana kerja sama internasional dapat mendorong transformasi sosial dengan menempatkan kepemimpinan perempuan sebagai kekuatan utama.”
“Kami memandang Indonesia sebagai mitra strategis dan pemimpin kawasan dalam membawa agenda kesetaraan gender, perdamaian, dan ketahanan komunitas ke tingkat regional dan global, termasuk dalam kerangka ASEAN,” ujarnya.
Rapat PSC kali ini juga menghasilkan dua hal penting: (1) catatan strategis dan rekomendasi untuk penyelarasan program, serta (2) rencana koordinasi pemangku kepentingan yang diperbarui sebagai panduan kegiatan bersama tahun 2025.
Turut hadir dalam rapat ini perwakilan dari KEMENDAGRI, KPPPA, KEMENDES, BNPT, BNPB, dan KEMENSOS, serta perwakilan UN Women dan KOICA Indonesia. Seluruh pihak sepakat untuk menjaga kesinambungan dukungan lintas lembaga dan mendorong peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana, konflik, dan tantangan sosial lainnya.