Kemenko PMK Dukung Simulasi Table Top Exercise, Perkuat Kesiapsiagaan Nasional Hadapi Ancaman Penyakit Pernapasan

KEMENKO PMK — Kemenko PMK menegaskan komitmennya dalam memperkuat kesiapsiagaan nasional menghadapi ancaman penyakit patogen pernapasan. Komitmen tersebut disampaikan langsung oleh Asisten Deputi Penanggulangan Bencana Kemenko PMK, Merry Efriani, saat menghadiri Simulasi Table Top Exercise (TTE) yang digelar Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan World Health Organization (WHO), pada Rabu (24/9/2025).

Merry menekankan bahwa pengalaman menghadapi pandemi COVID-19 menjadi pelajaran berharga untuk tidak lengah dalam menghadapi ancaman kesehatan global. Menurutnya, pemerintah harus memastikan sistem peringatan dini, koordinasi lintas sektor, serta kesiapan tenaga kesehatan selalu dalam kondisi siaga.

“Simulasi Table Top Exercise merupakan langkah antisipatif pemerintah dalam menyiapkan strategi pasti untuk memperkuat kesiapsiagaan dan ketahanan menghadapi ancaman penyakit patogen, khususnya Avian Influenza,” ungkapnya.

Simulasi TTE yang digelar kali ini bertujuan menguji efektivitas standar operasional prosedur (SOP), meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, serta mengevaluasi daya tanggap pemerintah dalam menghadapi potensi bencana kesehatan. Dengan pendekatan kolaboratif, kegiatan ini juga mendorong penguatan sistem surveilans dan mempercepat integrasi data lintas kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah.

Keterlibatan Kemenko PMK dalam simulasi ini memperlihatkan peran sentral kementerian koordinator dalam memastikan semua pemangku kepentingan bergerak seirama. Sebagai institusi yang mengoordinasikan isu kesehatan lintas kementerian/lembaga, Kemenko PMK menekankan pentingnya menyelaraskan kebijakan dan strategi agar dapat diimplementasikan secara konsisten hingga ke daerah.

Selain itu, simulasi ini menjadi ajang untuk memastikan sinergi antar kementerian dan lembaga berjalan efektif. Koordinasi darurat, pengelolaan data surveilans, perlindungan masyarakat, serta kesiapan pelayanan medis menjadi aspek yang dilatih dalam skenario TTE. Hal ini sejalan dengan mandat Kemenko PMK dalam memperkuat koordinasi lintas sektor di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan, Sumarjaya, yang turut hadir dalam acara ini, menegaskan bahwa data akurat dan kolaborasi lintas sektor adalah kunci dalam menghadapi ancaman penyakit pernapasan. Ia menekankan pentingnya respons cepat dan terukur agar sistem kesehatan tidak kewalahan menghadapi kejadian luar biasa.

Senada dengan itu, Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa kesiapsiagaan harus terus dibangun sejak dini. Menurutnya, latihan simulasi adalah bukti komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakat sekaligus memperkuat daya tanggap terhadap penyakit menular yang berpotensi lintas negara.

Simulasi TTE kali ini diikuti oleh lintas kementerian/lembaga sesuai undangan resmi, mencakup Panglima TNI, POLRI, BNPB, Kemenko PMK, Kemendagri, Kemenkeu, Kemenlu, Kementan, Kemenhut, Kominfo, BRIN, Biofarma, serta unsur pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota. Kehadiran rumah sakit rujukan dan mitra internasional seperti WHO Indonesia dan ASEAN Biological Threat Surveillance Center (ABVC) juga memperkuat cakupan koordinasi dalam skenario latihan.

Kontributor Foto:
Reporter: