Perawat Berperan Penting Dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat

Jakarta (10/8) -- Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Khususnya tantangan di bidang kesehatan yang masih cukup pelik. Apalagi, saat ini pandemi Covid-19 yang mendera membuat tantangan di bidang kesehatan lebih berat.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto menyampaikan, dalam menghadapi berbagai tantangan di bidang kesehatan peran perawat sangatlah penting. 

Perawat, kata Deputi Agus, merupakan profesi yang cukup tua dengan proporsi terbanyak serta lebih tersebar ke daerah di Indonesia. Akan tetapi, menurutnya, pendayagunaan tenaga perawat masih kurang optimal. 

Hal tersebut disampaikannya saat memimpin Rapat Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian tentang Program Satu Desa Satu Perawat, 'Menurunkan Angka Penyakit melalui Tindakan Pomotif dan Preventif' yang diselenggarakan oleh Kemenko PMK bersama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), di Hotel Sari Pasific Jakarta, Senin (10/8).


"Perawat memiliki kompetensi utama berupa asuhan keperawatan yang mencakup promotif, preventif, kuratif ( delegasi & mandat) dan pemulihan kesehatan. Perawat juga memilki kewenangan klinis yang bisa memberikan layanan primer pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat," jelas Deputi Agus.

Lebih lanjut, Agus mengatakan, perawat adalah pasukan terdepan dalam penanganan kesehatan masyarakat. Apalagi, menurut dia, perawat bisa ditempatkan di mana saja dalam bidang kesehatan apa saja.

"Perawat punya peran besar. Saya lihat perawat seperti pemain gelandang dalam sepak bola. Bisa berada di mana saja. Apapun bisa dihadapi oleh perawat," jelas Deputi Agus dalam rapat koordinasi yang dihadiri oleh perwakilan Kementerian Kesehatan, Kementerian Desa PDTT, serta jajaran PPNI dari seluruh Indonesia. 

Dalam rapat koordinasi, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah menyampaikan, pihaknya tengah mengembangkan program Satu Desa Satu Perawat atau One Village One Ners (OVON) sebagai upaya mewujudkan pembangunan kesehatan sampai tingkat desa, serta membangun desa mandiri.

"Perawat-perawat yang ada di desa itu nantinya kami upayakan putra-putra daerah, supaya tidak ada masalah seperti pulang kampung dan sebagainya," ujanya.

Harif menyampaikan bahwa program OVON lsudah menjadi pilot project di beberapa daerah. Akan tetapi, menurut dia, program OVON perlu menjadi program nasional. Di samping membantu percepatan desa mandiri, program OVON juga diharapkan bisa menyerap lulusan tenaga perawat yang tiap tahunnya sangatlah banyak. 

Dalam kesempatan itu, Deputi Agus Suprapto mengatakan, program yang dicetuskan PPNI sangatlah bagus untuk mengoptimalkan tenaga perawat. Karena itu, dia mengatakan, Kemenko PMK bersedia untuk mengkoordinasikan Kementerian dan Lembaga terkait untuk melaksanakan program OVON sebagai program nasional.

"Kemenko PMK bersedia memfasilitasi apa yang bapak ibu (PPNI) kehendaki. Saya yakin PPNI punya pemikiran luar biasa karena sering ada di lapangan," cetusnya.

Selain itu, Deputi Agus juga akan melibatkan PPNI dalam berbagai kegiatan Kemenko PMK dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menbangun kesehatan masyarakat. (*)

Kontributor Foto:
Editor :
Reporter: