Potensi Alumni PMI untuk Memberdayakan Ekonomi Lokal

Jakarta (31/5) -- Kurang lebih 34.000 Pekerja Migran Indonesia (PMI) menurut prediksi Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali ke tanah air pada periode Mei hingga Juni. Hal tersebut dikarenakan banyak PMI yang sudah habis kontraknya atau terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di negaranya bekerja akibat pandemi Covid-19.

Pemerintah menjamin kepulangan setiap PMI ke kampung halamannya melalui serangkaian protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Begitu sampai di Indonesia para PMI akan dicek dan dilakukan rapid test, serta saat tiba di kampung halaman diharuskan melakukan karantina mandiri selama 14 hari.

Kembalinya PMI ke kampung halamannya sangat potensial dalam pengembangan sektor ekonomi. Dengan berbagai keahlian yang telah dimilikinya, pemerintah bisa memberdayakan mereka untuk mengembangkan ekonomi di desa atau kampung halamannya.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, sangat penting bagi PMI baik yang masih bekerja di luar negeri atau mereka yang purna untuk membangun jaringan. Dengan bekerja sama bersama pemerintah, mereka bisa menjadi agen pemberdayaan potensi ekonomi lokal di wilayah asalnya.

"Pentingnya membangun jaringan diaspora dengan alumni PMI agar syukur-syukur kalau bisa menjadi mata rantai pasok atau supply change. Baik kaitannya dengan produk-produk UMKM maupun bahan baku yang dibutuhkan," terang dia dalam diskusi daring bertajuk 'Pemberdayaan Ekonomi Desa untuk Mendongkrak Penghasilan Masyarakat Pasca Covid-19' yang diselenggarakan Bara JP BPLN Hongkong, Minggu (31/5).

Di tengah pandemi, pemerintah telah bekerja keras untuk mempertahankan kelangsungan ekonomi masyarakat dengan berbagai skema. Seperti untuk kelas bawah dengan jaring pengaman sosial, dan berbagai insentif serta subsidi bagi para penggerak ekonomi kecil menengah.  

Keberadaan UMKM, menurut Muhadjir, selalu bergerak cepat inisiatif dalam situasi pandemi. Seperti memproduksi APD atau produk-produk penunjang kesehatan lainnya. Kekuatan jaringan diaspora tersebut nantinya diharapkan harapkan Menko PMK bisa merangkul ekonomi kecil menengah di daerah asalnya yang bisa pula dipromosikan ke tingkat global. 

"PMI itu bisa relatif mudah untuk digerakkan. Coba ada jaringan PMI dan alumni PMI. Ini kalau bisa dijadikan supply change dari mata rantai pasokan lalu lintas produk indonesia untuk sasaran global. Saya kira itu bisa menjadi catatn khusus," tuturnya

Sinergitas antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah setempat sangat diperlukan untuk memberdayakan PMI dan ekonomi lokal. Menurut Muhadjir, gelombang kepulangan PMI akan sangat besar pada bulan September mendatang. Karena itu, terkait jaringan PMI dan pemberdayaan ekonomi lokal akan ditindak lanjuti olehnya dan kementerian terkait.

"Saya lihat datanya yang akan masuk ke Indonesia itu akan sangat banyak. Usulan ini akan dijadikan catatan khusus dan akan disampaikan ke Ibu Menaker (Menteri Ketenagakerjaan)," pungkasnya.

Dalam diskusi tersebut turut dihadiri secara daring oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wamendes PDTT Budi Arie, para akademisi, serta para PMI dan alumni PMI di berbagai wilayah. (*)

Kontributor Foto:
Reporter: