KEMENKO PMK — Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menerima kunjungan Delegasi Pendidikan Provinsi Guangxi, China, di Ruang Rapat Kemenko PMK, Kamis (16/01/2025). Delegasi ini diwakili oleh China-Indonesia TVET Industry-Education Alliance (CITIEA) dan Liuzhou Polytechnic University (LZPU).
Dalam pertemuan tersebut, Asisten Deputi Riset, Teknologi, dan Kemitraan Industri Kemenko PMK, Katiman, menegaskan pentingnya pengawasan langsung atas pelaksanaan program kerja sama antara Indonesia dan China.
“Kami berharap pihak China dapat terus mendukung dan melibatkan kami dalam program strategis ini,” ujar Katiman.
Pertemuan juga membahas rencana strategis, termasuk pendirian jurusan Electric Vehicle di sejumlah politeknik negeri di Indonesia. Ketua Forum Direktur Politeknik Negeri Indonesia (FDPNI), Noordin, mengusulkan lima politeknik yang dapat dilibatkan, yakni Politeknik Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Semarang, Politeknik Negeri Surabaya, dan Politeknik Negeri Malang.
Katiman menambahkan, Menteri Pendidikan China dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada Februari 2025. Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama di bidang pendidikan vokasi, pendidikan tinggi, dan kemitraan industri.
“Saya berharap rencana kunjungan Menteri Pendidikan China pada Februari nanti dapat membuka peluang penandatanganan MoU baru untuk memperluas cakupan kolaborasi di bidang pendidikan,” ungkap Katiman.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Delegasi Guangxi dipimpin oleh H.E. Mrs. We Linhua (Sekretaris Jenderal CITIEA), H.E. Mr. Li Zhuming, dan H.E. Mr. Yu Hao dari HOPE International. Dari pihak Indonesia, hadir Asisten Deputi Katiman bersama Maman Wijaya, Ahmad Saufi, Ivan Syamsurizal, serta perwakilan dari Kemendikbudristek, FDPNI, dan KBRI Beijing.
Audiensi ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara CITIEA dan FDPNI pada 28 November 2024. Langkah ini menjadi wujud nyata dalam mendukung pengembangan pendidikan vokasi, penguatan kemitraan industri, peningkatan SDM berbasis Iptek, sekaligus mempererat hubungan bilateral di sektor pendidikan.