KEMENKO PMK – Ancaman bencana geologi masih terus mengintai, mulai dari pergerakan Sesar Lembang di Jawa Barat hingga aktivitas vulkanik Gunung Kelimutu di Nusa Tenggara Timur. Untuk memperkuat langkah mitigasi, Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana Kemenko PMK, Andre Notohamijoyo, bersama tim melakukan monitoring dan evaluasi ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung, Jumat (29/8).
Kunjungan ini diterima langsung oleh Kepala PVMBG beserta jajaran, termasuk Ketua Tim Pergerakan Tanah dan Ketua Tim Gunung Api. Dalam pertemuan, dibahas sejumlah isu strategis yang perlu menjadi perhatian bersama, mulai dari potensi sesar aktif, ancaman pergerakan tanah, hingga inventarisasi gunung api aktif yang menjadi prioritas dalam roadmap mitigasi nasional.
Beberapa sesar yang disoroti antara lain Sesar Lembang, Sesar Balibis, hingga Sesar Sorong di kawasan timur Indonesia. PVMBG menegaskan bahwa dampak bencana dari aktivitas sesar bukan hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga berisiko merusak infrastruktur vital, termasuk kawasan industri dan jaringan pipa gas nasional.
Isu vulkanologi juga menjadi perhatian. Salah satunya Gunung Kelimutu di NTT, yang memiliki tiga kawah. Pada 26 Agustus lalu, suhu kawah kedua tercatat naik sekitar dua derajat. Jika tren kenaikan suhu berlanjut, status gunung berpotensi dinaikkan menjadi Waspada. Asisten Deputi Andre Notohamijoyo menekankan pentingnya penguatan koordinasi dan sinkronisasi lintas sektor.
“Tantangan kita bukan hanya sesar-sesar aktif dan potensi likuifaksi, tapi juga kepentingan vital seperti kawasan industri dan permukiman padat. Edukasi publik dan sosialisasi mitigasi harus diperluas agar masyarakat lebih siap menghadapi potensi bencana,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Kemenko PMK menegaskan komitmennya untuk memperkuat kebijakan pengurangan risiko bencana berbasis geologi, meliputi vulkanologi, air tanah, dan geologi lingkungan. Upaya mitigasi diharapkan dapat dilakukan lebih menyeluruh, dari kawasan rawan di Pulau Jawa hingga wilayah lain di Indonesia yang memiliki potensi bencana geologi tinggi.