Kemenko PMK Dorong Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan melalui Program Prioritas Jalur Rempah

KEMENKO PMK -- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) melalui Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga mendorong Program Prioritas Jalur Rempah sebagai upaya pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan melalui Rapat Koordinasi secara daring pada Kamis, 5 Agustus 2021.

 

Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Nyoman Shuida menjelaskan, rapat koordinasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi dan gagasan lengkap mengenai Perkembangan Program Jalur Rempah, menghimpun masukan dan saran terkait program Jalur Rempah dari Kementerian/Lembaga Terkait, serta memeroleh kesepakatan bersama dan sinergi Kementerian/Lembaga Terkait dalam mendukung dan menyukseskan Program Jalur Rempah serta mendorong percepatan pengakuan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

 

Nyoman menerangkan, Jalur Rempah merupakan Program Prioritas yang bertujuan untuk melihat kembali potensi lintasan jalur perdagangan rempah dan menghidupkan kembali jejak globalisasi dari perniagaan rempah pada masa lalu yang menciptakan hubungan lintas budaya sehingga menjadi rangkaian memori kolektif dalam upaya menyejahterakan masyarakat di masa kini dan di masa depan.

 

Lebih lanjut, Deputi Nyoman mengungkapkan, untuk Indonesia, Jalur Rempah ini sangat potensial untuk diusulkan sebagai Jalur Budaya Warisan Dunia. Apalagi, menurut dia, UNESCO saat ini hanya mengakui Jalur Sutera dan Qhapaq Nan sebagai Warisan Dunia.

 

Sehingga potensi jalur rempah ini dapat menumbuhkan kebanggaan berbagai daerah di Indonesia sekaligus memperkuat jejaring interaksi budaya antar daerah sehingga menimbulkan semangat nasionalisme, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengembangkan dan memanfaatkan Warisan Budaya Tak Benda dan Cagar Budaya Nasional sebagai modal untuk meningkatkan kesejahteraan. 

 

"Serta memengaruhi persepsi masyarakat di Indonesia maupun di dunia mengenai peran signifikan Nusantara di masa lalu dan potensi peran strategis Indonesia di masa depan yang diwujudkan melalui penguatan diplomasi budaya dan peneguhan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia," tuturnya.

 

Sebagai informasi, dalam upaya pengenalan jalur rempah, Kemendikbudristek menginisiasi Muhibah Budaya dan Festival Budaya. Muhibah Budaya merupakan suatu kegiatan bagian dari Program Jalur Rempah di tempat pertemuan pelaku budaya lintas daerah sebagai wahana diplomasi dan roadshow Jalur Rempah yang bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut melalui pelayaran selama 38 hari menggunakan KRI Dewaruci dengan rute Surabaya, Makassar, Banjarmasin, Tg. Uban, Jakarta, Semarang, dan Benoa. Sementara Festival Budaya merupakan bagian dari upaya menghidupkan Jalur Rempah dengan sinergi dalam memajukan kebudayaan melalui ketersambungan Cagar Budaya dan Warisan Budaya TakBenda lintas daerah pada 13 titik, yaitu Banda Neira, Ternate, Makassar, Banjarmasin, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Banten, Jakarta, Semarang, Bali, dan Surabaya. Namun demikian, Program Jalur Rempah mengalami kendala yakni Pandemi Covid-19 yang menyebabkan rangkaian program dan kegiatan Jalur Rempah terkendala, terutama pada Muhibah Budaya yang pelaksanaannya ditunda hingga tahun 2022 dan Festival Budaya yang diselenggarakan secara daring.

 

Dalam Rapat Koordinasi tersebut, Kementerian dan Lembaga Terkait serta Pemerintah Daerah mendukung persiapan, pengumpulan, dan penyusunan dokumen Memory of the World Jalur Rempah. Turut hadir dalam Rapat Koordinasi perwakilan dari Kemenkomarves, Kemendikbudristek, Kemenlu, Kemenkominfo, Kementan, Kemen LHK, Kemenkes, Kemenkop UKM, Kemenparekraf, Kemendag, Kemen BUMN, Kemendes PDTT, Kemenpora, ANRI, LIPI, TVRI, RRI, Perpusnas, dan seluruh Kepala Dinas yang menaungi Kebudayaan dari 34 Provinsi di Indonesia. (*)

Kontributor Foto:
Editor :
Reporter: