KEMENKO PMK - Sejak pandemi Covid-19, rumah sakit (RS) menjadi salah satu sektor pelayanan kesehatan yang mengalami perubahan cukup signifikan dalam upaya pemberian layanan di rumah sakit bagi masyarakat.
Khususnya, dalam peningkatan kapasitas laboratorium, kemampuan penggunaan teknologi terbarukan, dan kemampuan tata kelola kasus emergensi atau Kejadian Luar Biasa (KLB).
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan, Rumah Sakit merupakan salah satu bidang pelayanan kesehatan yang paling berpengaruh oleh dampak globalisasi.
“Beberapa tantangan pelayanan kesehatan di era globalisasi menimbulkan dampak bagi Indonesia,” ungkapnya saat menyampaikan keynote speechdalam Seminar Nasional XVIII Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), Seminar Tahunan XVI Patient Safety, dan Hospital Expo XXXIV di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (22/10).
Beberapa tantangan yang dimaksud ialah transisi demografis yang menyebabkan terjadinya peningkatan populasi lansia yang ditandai dengan meningkatnya jumlah pasien geriatri serta transisi epidemiologis yang mengarah pada penyakit degeneratif dan akibat perbuatan manusia yang memerlukan biaya tinggi pada penanganannya.
“Namun demikian, sejauh ini RS sangat luar biasa dalam menangani masalah kesehatan di Indonesia. Apalagi setelah covid perubahannya sangat besar. Untuk itu, kami terus mendorong RS untuk meningkatkan pelayanan yang prima,” ujar Agus.
Lanjutnya, dalam meningkatkan pelayanan prima tersebut, kesungguhan dan keterlibatan seluruh stakeholders terkait menjadi penting dalam mempengaruhi ketahanan untuk bersaing di bidang pelayanan rumah sakit, khususnya pemberian pelayanan medis kepada pasien.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh rumah sakit yang telah turut melayani pasien selama Covid-19 serta mendukung program penting pemerintah lainnya,” ungkap Agus.
Ia menambahkan, untuk meningkatkan performa rumah sakit, konsep dan strategi pembangunan Rumah Sakit dan reformasi penuh pada Rumah Sakit perlu dilakukan.
“Sekarang harus turun, ikut membina kemampuan dan kualitas kompetensi dari RS yang ada disekitar. Karena ini sangat menentukan arah kebijakan kita,” jelasnya.
Sementara itu, dengan dilaksanakannya seminar, Agus berharap PERSI dapat memberikan manfaat yang besar dalam membantu menyelesaikan progam kesehatan di Indonesia.
Peran Rumah Sakit tentunya juga sangat diharapkan dalam mendukung program pemerintah seperti penurunan stunting sesuai Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting serta penanggulangan TBC sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No. 67/2021 tentang Penanggulangan TBC.
“Apresiasi untuk teman-teman PERSI, semoga bisa menyatukan derap langkah kembali dan ada keterpaduan satu dengan yang lain dan menghasilkan performa yang lebih baik lagi diantara semua pihak,” tutupnya.
Adapun Seminar Nasional XVIII PERSI, Seminar Tahunan XVI Patient Safety dan Hospital Expo XXXIV oleh PERSI digelar dengan tujuan menyampaikan pesan strategis tentang pentingnya Patient Loyalty dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing Rumah Sakit Indonesia di Tingkat Asia.