KEMENKO PMK -- Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Sukadiono menerima audiensi Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), dan SEAFAST Center IPB University, di Ruang Rapat Lantai 13 Kantor Kemenko PMK, pada Senin (17/3/2025).
Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) yang merupakan wadah pelaku usaha industri minuman siap saji di Indonesia. Organisasi ini telah berdiri sejak tahun 1970. Dalam kesempatan tersebut, delegasi ASRIM dipimpin oleh Ketua Umum ASRIM Triyono Prijosoesilo.
Triyono menyampaikan, tujuan dari audiensi adalah untuk mempresentasikan temuan studi asupan gula dan pemanis buatan di Indonesia. Ia menyampaikan, ASRIM telah bekerjasama dengan South-East Asia Food and Agricultural Science and Technology Center (SEAFAST) Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan studi mengenai asupan gula dan pemanis masyarakat Indonesia yang dilatarbelakangi oleh terbatasnya jumlah kajian asupan gula dan pemanis yang berskala nasional di Indonesia.
Hasil dari kajian ASRIM didapatkan, sumber asupan gula dari yang terbesar hingga terkecil secara berturut-turut adalah gula rumahan (51,8%), gula minuman non kemasan (non MBDK) (19,7%), gula minuman kemasan (MBDK) (13,4%), gula makanan non kemasan (8,5%), dan gula makanan kemasan (6,6%). Kemudian, rata-rata tingkat asupan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pemanis baik yang berasal dari MBDK maupun non MBDK jauh di bawah batas maksimum asupan per hari (kurang dari 1%).
Deputi Sukadiono menyampaikan, Kemenko PMK bertugas melakukan Sinkronisasi, Koordinasi, dan Pengendalian kebijakan. Ia menyampaikan, hasil kajian ASRIM akan menjadi masukan dalam koordinasi kebijakan bidang kesehatan, seperti kebijakan di bidang asupan gula dan pemanis buatan.
"Kami di pemerintahan dalam membuat kebijakan pasti mempertimbangkan stakeholder dan asosiasi," ujarnya.
Sukadiono menyampaikan, hasil kajian dari ASRIM bisa menjadi rujukan dan bahan pertimbangan yang berbasis ilmiah untuk pembuatan kebijakan mengenai kesehatan publik dan kebijakan lainnya mengenai asupan gula dan pemanis di Indonesia.
"Ini menjadi masukan bagi kami. Dengan adanya data-data informasi terkait sampel metode perlu kita dapatkan secara mendalam. Ini bisa menjadi salah satu masukan ssat kita berdiskusi tentang kebijakan kita ke depan," ujarnya.
"Kami berterima kasih banyak atas masukan yang diberikan. Ini hasil penelitian yang luar biasa. InsyaAllah ini nanti bisa menjadi pertimbangan kami. Kita ingin ada diskusi dan pertemuan dengan pihak lain dari kementerian dan lembaga terkait," imbuhnya.