Menko PMK Apresiasi Pelaksanaan PPKM Mikro di Yogyakarta

Bantul (18/2) -- Pemerintah telah mencanangkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berskala Mikro (PPKM Mikro) sebagai upaya meningkatkan penanganan Covid-19 sampai lingkup masyarakat terkecil, yaitu tingkat Desa/Kelurahan, dan RT/RW.

 

PPKM Mikro dilakukan untuk mengefektifkan pelaksanaan operasi lacak-uji-pilah atau 3T (tracing, tracking, treatment). Pelaksanaannya dengan cara melacak kasus, memilah warga yang suspek Covid-19 untuk dilakukan penanganan, dan yang diduga belum tertular dilakukan observasi.

 

Untuk mengecek pelaksanaan PPKM Mikro di daerah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau pelaksanaan PPKM Mikro di Kelurahan Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

 

Dalam kunjungannya itu, Muhadjir mengapresiasi pelaksanaan PPKM Mikro yang dilakukan Kelurahan Wirokerten. Menurutnya, pelaksanaan 3T yang dilakukan oleh pihak Satgas Covid-19 Kelurahan Wirokerten bersama Babinsa, Babinkamtibmas, dan petugas dari Puskesmas telah berjalan efektif. 

 

Muhadjir mengatakan, penerapan PPKM Mikro di Kelurahan Wirokerten menjadi satu di antara contoh penerapan PPKM Mikro yang benar seperti yang diperintahkan Presiden RI Joko Widodo.

 

"Ini adalah contoh yang baik, dan inilah sebetulnya PPKM Mikro pada lingkup yang paling kecil seperti yang diperintahkan Bapak Presiden. Seperti itu contohnya yang dilakukan di  Wirokerten," ujar Muhadjir, pada Kamis (18/2).

 

Menko Muhadjir mengapresiasi Satgas Covid-19 Kelurahan Wirokerten yang sigap menyiagakan shelter untuk pasien suspek yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri. Satgas Covid-19 juga mewajibkan kontak kontak erat pasien menjalani isolasi 14 hari untuk diobservasi oleh petugas kesehatan.

 

Dalam kesempatan itu, Muhadjir dengan didampingi Lurah Wirokerten dan Satgas Covid-19 Wirokerten berkesempatan mengunjungi rumah keluarga Ibu Sukirah (73) yang melakukan karantina mandiri.

 

Kunjungannya tersebut tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker medis, menjaga jarak dari pasien positif Covid-19, dan sebelumnya juga area rumah tersebut telah disemprot dengan disinfektan.

 

Muhadjir mengapresiasi kepedulian masyarakat sekitar dan pihak kelurahan yang bergotong royong memberikan bantuan kepada keluarga yang melakukan karantina mandiri.

 

"Masyarakat bergotong royong membawa sumbangan bantuan. Semua diambil alih urusan kebutuhan sehari-hari oleh Kelurahan, oleh RT," tuturnya.

 

"Ini sebagai contoh kepada masyarakat dan desa yang belum melaksanakan sebaiknya bisa mencontoh apa yang telah dilakukan Desa Wirokarten. Tentu saja saya yakin sebagian besar desa juga sudah melakukan kegiatan ini," imbuh Menko PMK.

 

Muhadjir mengatakan, pelaksanaan 3T di tingkat mikro tidak boleh berhenti saat periode PPKM Mikro berakhir. Dia menegaskan, pelaksanaan 3T di tingkat terkecil inu harus terus digencarkan selama Covid-19 masih ada di Indonesia.

 

"Perlu diketahui bahwa pelaksanaan 3T di level Mikro ini tidak hanya berhenti pada saat PPKM. Selama ada Covid-19 maka tracing di level mikro ini harus terus dilakukan untuk menghabisi wabah Covid-19 yang masih merajalela di Indonesia," tegasnya.

 

Sebelumnya, Menko PMK juga melakukan kunjungan ke Shelter Tangguh Kelurahan Panggungharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sana, dia berinteraksi dengan pasien Covid-19 yang melakukan isolasi di shelter dengan memperhatikan protokol kesehatan, melihat penanganan kesehatan dan mengecek penanganan limbah medis yang dilakukan secara gotong royong warga masyarakat. 

Kontributor Foto:
Reporter: