Menko PMK : Seusia Kalian yang Jadi Penentu Indonesia Emas 2045

_Ajak Perkuat Revolusi Mental dalam Kuliah Umum di UIN Mataram_

KEMENKO PMK – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhajir Effendy, menyampaikan, peran dan kontribusi Perguruan Tinggi Islam sangat penting dalam upaya pembangunan SDM dan mewujudkan kualitas generasi Indonesia Emas 2045.

Menurutnya, nilai keislaman dan kebangsaan merupakan dua pondasi utama yang berjalan beriringan dalam membangun kualitas manusia Indonesia modern ini. Oleh karena itu, Muhadjir mendorong dan mengajak para dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa untuk dapat tampil sebagai garda terdepan dalam memberikan kontribusi efektif, kreatif, dan inovatif kepada masyarakat.  

“Kita harus menjadikan manusia Indonesia dipenuhi oleh SDM berkualitas unggul, inovatif, berakhlak mulia, berkarakter Pancasilais, serta adaptif terhadap tantangan perubahan global, terutama memasuki era Revolusi Industri 4.0,” kata Menko PMK saat menjadi _keynote speaker_ pada Kuliah Umum di UIN Mataram dengan tema _“Revisiting Keislaman & Kebangsaan: Internalisasi Nilai Revolusi Mental Menuju Indonesia Emas 2045”,_ di Lombok Barat, NTB, Kamis (8/9).

Hadir dalam kuliah umum tersebut, tuan rumah Rektor UIN Mataram Masnun Tahir,  Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi, Perwakilan Kemenko Marvest, Perwakilan Kemenpan RB, para Wakil Rektor, jajaran akademisi UIN Mataram, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), perwakilan tokoh lintas agama, para pimpinan perguruan tinggi di NTB dan para mahasiswa.

Dalam pemaparannya, Muhadjir mengatakan, dunia pendidikan melalui keberadaan kampus-kampus Islam merupakan lokus strategis sebagai pusat-pusat pembentukan karakter dan peradaban yang sangat diperlukan untuk kemajuan bangsa.  Lebih lanjut, Menko PMK berharap seluruh SDM yang berada di lingkungan Perguruan Tinggi Islam seperti rektor, dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa dapat menjadi pelopor inisiatif aksi nyata dalam upaya pengembangan SDM Generasi Emas 2045 di bidang pendidikan.

Hal tersebut misalnya, ditunjukkan pada bagaimana dunia pendidikan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, keterampilan, serta produktivitas mahasiswa berlandaskan penguatan nilai-nilai Revolusi Mental, yaitu Etos kerja, Gotong-royong, dan Integritas.

“Sebagai mahasiswa, kalian harus paham sejarah, kalian lah yang akan menjadi generasi emas Indonesia. Perlu diketahui peranan umat Islam sangat nyata dalam kemerdekaan Indonesia. Karenanya, keislaman dan kebangsaan tidak bisa dipisahkan, sudah menyatu,” tambah Muhadjir.

Menyinggung generasi muda usia produktif sebagai bonus demografi pada 2045, Menko PMK mengatakan saat ini mahasiswa rata-rata yang lahir tahun 2000-an akan menentukan keberhasilan Indonesia Emas

"Nanti pada 2045 usia kalian, yang sekarang sekitar 20 – 30 tahun, menjadi generasi yang akan menentukan keberhasilan Indonesia Emas pada 2045. Kalian yang akan menginjak usia produktif pada tahun di mana Indonesia berusia 100 tahun," katanya kepada ratusan mahasiswa yang mengikuti kuliah umum itu. 

Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan, penduduk dengan usia produktif memiliki peran penting. Jika mereka bekerja dengan produktif, pendapatannya akan mengalir pada tiga hal, yakni kebutuhan diri, pembiayaan bagi usia non-produktif, dan tabungan.

Besar kecilnya tabungan ini, lanjut dia, baik dari segi individu maupun agregat akan jadi taruhan negara dalam upaya menjadi negara maju.

"Kalau kita mampu memanfaatkan bonus demografi dan penduduk memiliki pendapatan yang tinggi, kita bisa menjadi negara maju. Kalau tidak bisa memanfaatkannya, bonus demografi akan menjadi sia-sia," ucapnya.

Sementara itu, demi menciptakan kelas belajar yang terbuka dan kritis, para tenaga pendidik dan dosen diharapkan mampu menjadi mitra yang baik bagi mahasiswa dalam membangun mental mahasiswa yang berkualitas. 

“Pendidikan belajar kalian harus belajar kritis dan terbuka, mahasiswa adalah mitra belajar yang baik bagi seorang dosen, mahasiswa anda adalah generasi metaverse, harus dibekali dan tidak boleh merasa terintimidasi jika di kritik,” ucap Menko PMK. 

Kontributor Foto:
Reporter: