Moderat itu Seperti Jari Tengah yang Jadi Penjuru Gerak dan Keunggulan

Menko PMK dalam Worshop Umat Buddha

KEMENKO PMK -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, moderasi beragama merupakan paradigma yang lahir dari keanekaragaman bangsa Indonesia. Dia menyatakan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna "Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu" adalah yang membidani lahirnya paradigma moderasi beragama di Indonesia.

Hal itu disampaikannya saat menyampaikan sambutan pembuka secara daring pada Workshop Revolusi Mental Tentang Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Kemenko PMK bersama Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), pada Sabtu (6/8).
 
"Kita semua memahami bahwa moderasi bergama ini bertitik tolak dari paradigma kita dalam membangun Indonesia ini berbasis kepada kebhinekaan yang merupakan dasar untuk membangun dasar negara kita ini," ujarnya.

Menko Muhadjir menjelaskan, moderasi beragama merupakan penghubung dari berbagai macam keanekaragaman yang ada di Indonesia. Menurutnya, moderasi beragama adalah sarana perekat dalam membangun keharmonisan yang indah di tengah keanekaragaman.

"Sehingga keanekaragaman bukan menggambarkan ketidakindahan, tetapi justru menggambarkan mosaik yang indah harmonis sekaligus menjaga keutuhan dan kehidupan bersama," ujarnya.

Menko PMK mengatakan, nilai moderat tidak hanya berlaku terkait dengan sikap beragama. Tetapi juga dalam semua sikap yang berarti mengambil jalan tengah yang adil, berimbang, dan berkeunggulan. Dia mengibaratkan sikap moderat seperti jari tengah, yang merupakan jari paling menonjol dan menjadi penjuru dalam gerakan tangan.

"Karena itu jari tengah menjadi penjuru dari sebuah gerakan sekaligus menunjukkan secara simbolik menggambarkan keunggulan sebuah bangsa yang beraneka ragam itu," ucapnya.

Menko PMK menyampaikan apresiasi atas digelarnya Workshop Moderasi Beragama dmyang diselenggarakan Kemenko PMK bersama Permabudhi. Dia berharap, kegiatan workshop dapat mencerahkan para peserta untuk menggelorakan semangat moderasi dan saling toleransi.

"Marilah kita terus gaungkan gelorakan semangat kemoderatan, semangat berkeunggulan untuk menuju Indonesia maju berkeadaban mulia dan berkeadaban maju," pungkasnya.

Sebagai informasi, dalam kegiatan workshop hadir narasumber Deputi V Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Kemenko PMK Didik Suhardi, Ketua PBNU  Alissa Qotrunnada Wahid, Ketua Umum Permabudhi Philip K. Widjaja. Turut hadir pula Plt. Dirjen Bimas Buddha Kemenag Nyoman Suryadarma, Ketua Tim Kerja Permabudhi GNRM Bambang Patjaya, serta para peserta dari dari Permabudhi.