Pemerintah Akan Rancang Solusi Permanen Untuk Tanggulangi Bencana

Bogor (4/1) -- Indonesia terletak di garis kathulistiwa dan memiliki cincin api pasifik terbesar. Hal tersebut membuat Indonesia sangat akrab dengan bencana. Mulai dari bencana karena pengaruh cuaca seperti banjir, kebakaran hutan dan lahan, hingga bencana karena kondisi alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami dan letusan gunung berapi. 

Jumlah bencana yang terjadi menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama satu dekade terakhir. Kepala BNPB Donny Monardo menyebut intensitas bencana bersifat permanen dan selalu berulang.

Dengan dasar tersebut, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan solusi permanen perlu diterapkan dalam penanggulangan bencana. Apabila tak ada langkah permanen penangulangan bencana, nantinya akan sangat berbahaya dan bencana bisa terus menimbulkan banyak korban jiwa.

"Kita tahu kita berada pada kawasan yang ada gempa bumi, yang mungkin tsunami. Kalau tidak ada penghalangnya langsung ke rumah pemukiman sangat berbahaya. Kembali diperlukan solusi permanen dalam upaya penanggulangan bencana," kata Presiden dalam arahannya di Rapat Koordinasi Nasional Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2020 di Sentul International Convention Center, Bogor, Selasa (4/2).

Pengalaman-pengalaman bencana yang menimpa Indonesia menurut Presiden Joko Widodo harus menjadikan tanggap bencana semakin baik. Mulai dari pencegahan dan manajemen penanggulangan bencana harus lebih disiapkan. Jangan sampai saat terjadi bencana pemerintah dan pemerintah daerah menjadi kepayahan.

Presiden Joko Widodo dalam arahannya juga memerintahkan kepada instansi pemerintah pusat, BNPB, TNI, Polri bersama-sama dengan pemerintah daerah untuk bersinergi dalam melakukan pencegahan, mitigasi, serta meningkatkan kesiap siagaan terhadap bencana. "Saya lihat selama ini cukup baik, tapi perlu ditingkatkan agar lebih baik lagi," ucapnya.

Selain bencana alam, Presiden juga memberikan arahan agar bangsa Indonesia turut mewaspadai bencana non-alam seperti wabah virus corona yang belakangan ini meresahkan dunia. Presiden mengarahkan kepada jajarannya agar memiliki skenario dan antisipasi apabila seburuk-buruknya wabah tersebut masuk ke Indonesia.

"Kita harus punya skenario kalau itu terjadi. Tapi semoga tidak terjadi di negara kita. Tapi harus punya skenario. Step itu harus kita miliki. Kalau tidak kita akan tergagap-gagap," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo mengatakan, kerawanan bencana yang dimiliki adalah anugerah tersendiri agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tangguh dan tanggap akan bencana.

"Wilayah kita yang merupakan bagian dari cinicin api ini agar bisa dianggap sebagai anugerah. Bencana bisa menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tangguh, bisa merspons tantangan dengan baik. Semakin besar tantangannya mestinya kita menjadi bangsa yang tangguh," tutur Menko PMK.

Terkait kewaspadaan terhadap bencana wabah penyakit khususnya corona, menurut Menko PMK kunci dari pencegahan virus corona adalah menjaga pola hidup sehat. Pemerintah juga akan melakukan kampanye pola hidup sehat ke masyarakat.

"Mereka yang imunitasnya tinggi tidak akan kena virus itu. Kalau pun kena virus tapi imunitasnya tinggi, virus itu akan kalah sendiri. Tidak perlu diobati," tandas Menko PMK.

Turut hadir dalam Rakornas BNPB 2020 Kepala BNPB Donny Monardo, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Idham Azis, Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar, Gubernur, Bupati, Walikota dari berbagai daerah di Indonesia, serta relawan penanggulangan bencana dari seluruh Indonesia.

Kontributor Foto:
Reporter: