KEMENKO PMK — Staf Khusus Menteri Bidang Kerja Sama Internasional Joko Kusnanto Anggoro menyampaikan, pengembangan pendidikan karakter penting untuk membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia agar dapat bersaing di kancah internasional.
Hal itu disampaikan saat mewakili Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam agenda “Ministry Talk” bersama Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura Masagos Zulkifli yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang bekerja sama dengan Kemenko PMK di UMM Dome, pada Rabu (30/8).
Kusnanto menambahkan, pentingnya pendidikan karakter itu dapat dimulai dari keluarga. Menurutnya pembangunan keluarga adalah sesuatu yang sangat esensial bagi peningkatan kesejahteraan, serta stabilitas kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
“Kita sedang gencar melakukan pengembangan pendidikan karakter melalui gerakan revolusi mental yang diusung oleh Bapak Presiden Jokowi. Ini penting untuk membentuk manusia yang unggul,” ujarnya.
Selain itu, Kusnanto juga turut menyinggung hubungan baik Indonesia dan Singapura yang telah berkembang secara konstruktif. Indonesia merupakan mitra strategis Singapura, dan sebaliknya. Sehingga telah banyak kemitraan yang sudah dijalin di berbagai bidang, seperti bidang ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata, keamanan, dan pendidikan.
Sementera itu dalam forum diskusi yang sama, Masagos menyampaikan kondisi masyarakat Melayu Islam yang hidup secara minoritas di tengah keterbukaan dan pesatnya perkembangan di Singapura. Ia mengatakan, hanya sekitar 15 persen masyarakat Melayu Islam yang dinggal di tengah di negara itu.
“Kami tinggal di tengah perkembangan yang begitu pesat, terbuka, dan sekuler. Itu menjadi tantangan kami,” ujarnya.
Masagos juga mengatakan, pesatnya perkembangan Singapura didorong melalui empat dasar utama, yakni integritas, penerapan meritokrasi, berdikari secara mandiri, serta mampu menerima kemajemukan.
Empat dasar yang disebutkan itu dibangun melalui model “Masyarakat Gemilang” yang terbagi menjadi tiga pondasi, yakni kepribadian yang baik, kemahiran agar bisa berkontribusi bagi sesama, dan kerukunan dalam menjalankan peran sebagai warga negara. Masagos mengatakan, jika ketiganya dapat diraih dengan maksimal, maka masyarakat terbaik akan bisa diwujudkan.
Diketahui Masagos Zulkifli sendiri tengah berada di Indonesia untuk menghadiri rangkaian kegiatan Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN/ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) ke-30 yang digelar oleh Kemenko PMK di Langham Hotel Jakarta, pada Selasa (29/8) lalu.
Sidang dewan tersebut dipimpin oleh Muhadjir Effendy selaku ketua Pilar Sosial Budaya ASEAN 2023, serta dihadiri oleh menteri Brunei Darussalam, Laos, Singapura, Sekretaris Jenderal ASEAN, pejabat perwakilan menteri Thailand, Vietnam, Filipina, Kamboja dan Malaysia. Turut hadir dalam pertemuan ini juga menteri dan delegasi Timor-Leste sebagai observer.