Tiap Tahun Pemerintah Harus Sediakan 3,6 Juta Lapangan Kerja

KEMENKO PMK -- Indonesia Maju 2045 merupakan cita-cita besar yang ingin dicapai bangsa Indonesia. Syarat menuju Indonesia Maju pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas. Karenanya, fokus utama dalam RPJMN 2020-2024 adalah pembangunan SDM.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menerangkan, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk membangun SDM adalah menciptakan lapangan pekerjaan.

Dia menuturkan, saat ini pemerintah tengah berusaha mencocokkan antara jumlah angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan kerja. Berdasarkan Data BPS, penduduk Indonesia pada tahun 2020 ini jumlahnya sebanyak 270,20 juta jiwa. Dari data tersebut, jumlah angkatan kerja produktif sebanyak 140 juta jiwa.

"Sekarang ini tahap pembangunan SDM adalah bagaimana mengkompatibilitaskan atau terjadi link and match antara jumlah dan kualifikasi angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan kerja kita," ujar Menko PMK saat menyampaikan keynote speech pada Kongres Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK), secara daring, pada Kamis (28/10).

Lebih lanjut, Menko Muhadjir mengungkapkan, dari 140 juta angkatan kerja, sebanyak 7 juta orang masih menjadi pengangguran. Dia memperkirakan, di masa pandemi Covid-19 angka pengangguran sudah mencapai 9 juta orang. 

Ditambah lagi, setiap tahunnya penduduk usia produktif memasuki dunia kerja sebanyak 1,8 juta dari sekolah menengah atas, dan 1,7 juta dari perguruan tinggi. 

"Artinya paling tidak kita harus menyediakan lapangan kerja per tahun untuk angkatan kerja baru sekitar 3,6 juta lapangan kerja," sebutnya.

Lebih lanjut, Menko Muhadjir meminta para angkatan kerja produktif untuk tidak hanya mengandalkan dunia kerja, tetapi berani untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja baru.  

Hal itu sesuai dengan tema yang diangkat oleh Kongres GNKI yakni "Akselerasi SDM Kompeten dalam Menciptakan Lapangan Kerja dan Kewirausahaan Menuju Indonesia Maju".

"Tema ini sangat-sangat tepat. Paling tidak dari perspektif pembangunan manusia Indonesia dan kebudayaan dalam kaitannya dengan Visi dari Bapak Presiden dan Wakil Presiden," terangnya.

"Saya mohon tema ini bukan hanya sekedar jargon, tapi betul-betul landing menjadi wujud nyata sebagai gerakan riil yang betul dirasakan masyarakat luas demi untuk kemajuan bangsa terutama menyongsong Indonesia Emas 2045,"

Mantan Mendikbud itu menyatakan, tuntasnya  pembangunan SDM yang dilakukan sejak dini Indonesia sampai usia produktif terjadi apabila sumber pada akhirnya mereka betul-betul menjadi manusia produktif yang bekerja secara produktif. 

"Ketuntasan pembangunan SDM Indonesia adalah apabila sumber daya yang sudah diantar dengan baik mulai dari 1000 hari awal kehidupan sampai lulus perguruan tinggi dan pada akhirnya betul-betul menjadi manusia produktif yang bekerja secara produktif," pungkas Menko PMK. 

Sebagai informasi, Kongres Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) bertujuan untuk memberikan masukan dan rumusan kerangka serta peta eksekusi nasional dalam meningkatkan employabilitas lulusan Perguruan Tinggi serta kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang relevan dengan tantangan dan kebutuhan ruang lingkup pekerjaan baru untuk Indonesia pasca pandemi. 

Kegiatan Kongres II GNKI ini mengambil tema "Akselerasi SDM Kompeten dalam Menciptakan Lapangan Kerja dan Kewirausahaan Menuju Indonesia Maju".

Kegiatan ini turut menghadirkan narasumber dari Kementerian dan Lembaga, serta dihadiri oleh kurang lebih 500 orang partisipan dari kalangan pimpinan perusahaan, praktisi dan pakar SDM dari seluruh Indonesia, asosiasi industri, asosiasi profesi, akademisi, dan kalangan pemuda. (*)

Kontributor Foto:
Reporter: