Uji Coba SIZE Versi 2025 Dilaksanakan di Bali: Dorong Respons Cepat Penanganan Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru

KEMENKO PMK – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama Balai Besar Veteriner Denpasar, Kementerian Pertanian, serta dukungan teknis dari FAO ECTAD, resmi melaksanakan uji coba Sistem Informasi Zoonosis dan Emerging Infectious Diseases (SIZE) versi 2025 di Bali (11/09/2025).

Menurut Asdep Nancy, Pengembangan SIZE versi 2025 merupakan langkah adaptasi terhadap kebijakan efisiensi dan memenuhi harapan para pemangku kepentingan yang ingin sistem ini tetap beroperasi. SIZE versi terbaru ini dikembangkan sebagai penyempurnaan dari sistem sebelumnya yang telah diluncurkan pada 19 Desember 2023. Penyempurnaan tersebut merupakan bentuk adaptasi terhadap kebijakan efisiensi serta menjawab kebutuhan para pemangku kepentingan agar SIZE tetap beroperasi optimal dalam mendukung penanganan lintas sektor.

“Uji coba ini merupakan forum partisipasi multi-stakeholder yang akan menggunakan SIZE untuk berbagi data dan informasi. Tujuannya adalah memastikan respons cepat dan terpadu dalam penanganan zoonosis maupun penyakit infeksius baru,” ujar Asdep Nancy dalam sambutannya.

Setelah adanya Permenko PMK No.7 Tahun 2022 tentang pedoman, pencegahan dan pengendalian penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru, pemerintah mengapresiasi kepada Prov. Bali, karena Prov Bali telah memiliki Tim Koordinasi Daerah untuk pengendalian penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru, yang cukup aktif berkoordinasi dalam rangka untuk penanganan penyakit rabies. 

"Tentunya harapan kedepan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Tikorda Bali bisa membuahkan hasil utamanya rabies di Bali bisa terkendali. Jika berhasil, provinsi Bali bisa menjadi percontohan/model di tingkat nasional" Lanjut Asdep Nancy.

Selanjutnya, SIZE dibangun untuk mengintegrasikan berbagai data penyakit sektoral yang mana sistem ini bisa memberikan peringatan dari satu penyakit kepada sektor yg lainya. Sehingga memudahkan dalam mengintegrasikan data, memberikan sinyal, notifikasi dan juga memberikan kemudahan berupa analisa penyakit, serta petugas juga lebih mudah dalam memberikan prescon laporan sebagai tindak lanjut respon cepat.

Dalam pengembangan SIZE versi 2025, Kemenko PMK mengoptimalkan berbagai sumber daya, baik infrastruktur maupun sumber daya manusia. Dukungan penuh juga diberikan oleh Tim Akselerasi Menko PMK dan FAO ECTAD.

Saat uji coba di Bali dan DIY, sistem ISIKHNAS - Kementan teridentifikasi mengalami kendala pada server yang saat ini berada di PDN Kemenkomdigi, sehingga simulasi alert bersumber kejadian pada hewan gagal menjadi notifikasi pada aplikasi SIZE. Sedangkan data skenario kejadian antraks dan leptospirosis  yang diinput melalui EBS SKDR - Kemenkes oleh Rumah Sakit dan Puskesmas berhasil memicu notifikasi alert secara realtime untuk respon cepat lintas sektor melalui aplikasi SIZE.

Lebih lanjut, SIZE telah terpilih sebagai model sistem pelayanan berbasis elektronik oleh Kementerian PANRB. Oleh karena itu, seluruh peserta uji coba juga  berpartisipasi dalam pengisian form asesmen untuk mendukung evaluasi sistem ini.

"Melalui uji coba ini, saya berharap SIZE dapat menjadi sarana peningkatan koordinasi lintas sektor hingga ke tingkat lapangan. Dengan demikian, respon cepat, komprehensif, dan holistik terhadap ancaman zoonosis dan penyakit infeksius baru dapat segera terwujud" Tambah Asdep Nancy.

Hadir dalam acara tersebut, Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar, Imron Suandy, Kepala Biro Komunikasi dan Persidangan Kemenko PMK, Budi Prasetyo, Para Kepala Dinas dan Perwakilan Kementerian Kesehatan serta FAO ECTAD

Kontributor Foto:
Reporter: