Cegah Perilaku Beresiko Pada Pemuda, Untuk Wujudkan Pemuda Berkualitas

*Minta Gencarkan Kampanye "Pemuda Tanpa Rokok"

KEMENKO PMK - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Femmy Eka Kartika Putri mewakili Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan keynote speech pada puncak acara rangkaian kegiatan Dewan Perwakilan Remaja (DPRemaja) 2022 yaitu Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan tema “Muda Merebut Kembali Ruang Aspirasi”, di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, pada Rabu (02/11/2022). 

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Centre for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Komnas Pengendalian Tembakau (Komnas PT), dan Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI).

Mengawali keynote speech, Deputi Femmy memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada 20 anggota Dewan Perwakilan Remaja (DPRemaja) yang telah terpilih dari 1.176 pendaftar yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia untuk menjadi perwakilan.  

"Pertemuan ini diharapkan menjadi sebuah langkah strategis dalam mendorong penguatan kerja sama, guna meningkatkan kualitas dan kuantitas sumbangan pemikiran dan pengalaman nyata dari berbagai pihak: pejabat pemerintah, akademisi, praktisi serta organisasi kepemudaan untuk mengakselerasi pembangunan pelayanan kepemudaan ke depan," ujar Femmy.

Femmy memaparkan, hasil Susenas tahun 2021 menunjukkan, jumlah pemuda di Indonesia adalah sebesar 64,92 juta jiwa (23,90 persen), hal ini berarti bahwa 2 dari 10 penduduk di Indonesia merupakan pemuda. Persentase pemuda yang besar tersebut, apabila dapat dioptimalkan dan dikelola dengan baik akan menjadi sumber utama kekuatan bangsa Indonesia. Potensi ini sangat berarti dalam menyongsong bonus demografi. 

"Namun, apabila potensi pemuda tersebut tidak dioptimalkan dan dikelola dengan baik, maka justru akan terjadi bencana demografi dan menjadi ancaman pembangunan bangsa. Pemuda sekarang akan menjadi pemimpin pada saat bonus demografi terjadi," ungkap Femmy.  

Femmy menyampaikan bahwa pengelolaan SDM berkualitas merupakan fokus prioritas Presiden Joko Widodo pada periode keduanya yang dibuktikan dengan program-program pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan berdaya saing. 

Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka menurut Deputi Femmy, peningkatan kualitas pemuda menjadi salah satu agenda strategis sebagai salah satu upaya untuk mencetak pemimpin muda masa depan yang tangguh dan mampu berperan dalam pembangunan bangsa. 

Selain melalui peningkatan partisipasi pemuda, peningkatan kualitas pemuda juga harus dilakukan melalui pencegahan perilaku berisiko pada pemuda. Perilaku berisiko pada pemuda seperti penyalahgunaan narkoba, perilaku seksual berisiko, HIV/AIDS, bahaya merokok, perdagangan manusia, dekadensi moral, kekerasan, perundungan, pornografi/porno aksi.  

"Konsumsi rokok menjadi salah satu hambatan terbesar dalam mewujudkan cita-cita meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia khususnya pemuda," ucapnya.

Salah satu perilaku berisiko yang paling banyak dijumpai pada pemuda adalah konsumsi rokok. Menurut data Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia 2021 menyebutkan bahwa Indonesia memiliki jumlah perokok laki-laki tertinggi di dunia dan jumlah perokok terbesar ketiga di dunia setelah India dan China. 

Menurut sumber yang sama, dijelaskan bahwa jumlah uang yang dihabiskan untuk 12 batang rokok kretek sebesar Rp 14.867; dimana pengeluaran bulanan rata-rata untuk merokok sebesar Rp 382.091. Pengeluaran belanja rokok pada keluarga miskin lebih besar daripada pengeluaran untuk membeli makanan bergizi. 

Data ini sangat memprihatinkan mengingat angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut Riskesdas tahun 2018, sebanyak 3.302.208 anak usia 10-18 tahun telah merokok. Prevalensi Merokok pada usia < 18 tahun terus meningkat (9,1% per 2018), Riskesdas 2018. 

"Kondisi-kondisi tersebut sangat memprihatinkan kita semua. Kepekaan adik-adik semua terhadap kondisi tersebut menjadi latar belakang terselenggaranya kegiatan ini, sangat saya apresiasi," ungkap Femmy. 

Femmy berharap, kesempatan dan ruang berpendapat bagi pemuda semakin terbuka lebar dapat dimanfaatkan untuk terus mengkampanyekan "Pemuda Tanpa Rokok". 
Upaya yang paling penting adalah menurunkan prevalensi merokok pada anak dan remaja.

"Saya berharap para pemuda ikut berperan dan terlibat dalam menurunkan prevalensi merokok tersebut," ucapnya.  

"Pengendalian konsumsi rokok tidak hanya sebagai investasi SDM dan ekonomi di masa yang akan datang, namun juga melindungi masyarakat dari keparahan infeksi Covid-19 yang saat ini masih menjadi permasalahan walaupun kondisinya sudah mulai melandai," imbuh Femmy.

Diakhir keynotenya, Deputi Femmy menyampaikan bahwa masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh generasi muda, yang saat ini kelompok umur 16-30 tahun berjumlah 64,92 juta jiwa. Dengan jumlah sebesar itu, pemuda harus berperan sebagai agent of change atau agen perubahan kemajuan bangsa. Oleh karena itu pemuda adalah bagian penting dan harus terlibat dalam program atau gerakan nasional ini.

Kontributor Foto:
Reporter: