Optimalisasi SDM di Tengah Pandemi

Menko PMK Siapkan Rancangan Teknokratik Penanganan Stunting 

Jakarta (2/12) -- Indonesia masih dihadapkan pada persoalan pandemi Covid-19. Akibatnya, berbagai program pemerintah termasuk pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi terhambat bahkan relatif mengalami penurunan. 

Namun setelah hampir sembilan bulan, semangat pembangunan SDM kembali bangkit seiring upaya penanganan Covid-19 yang kian digencarkan. Tidak hanya fokus pada penanggulangan masalah kesehatan tetapi juga kebangkitan ekonomi. 

Terkait hal itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pembangunan SDM merupakan hal yang sangat kompleks dan multidimensional. 

"Kalau kita bicara SDM tidak hanya pendidikan, tapi sangat multidimensional. Yang paling sulit ditangani dan diukur itu adalah di sektor SDM, beda dengan ekonomi yang lebih mudah diukur," ujar Menko PMK saat dialog bersama wartawan parlemen di Media Center Gedung Nusantara DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (2/12). 

Sejalan dengan tema dialog Mengoptimalkan SDM di Tengah Pandemi, Muhadjir meyakini masalah pandemi yang dialami bangsa Indonesia hingga kini sejatinya dapat menjadi momentum untuk mendongkrak pencapaian di segala bidang termasuk pembangunan SDM. 

Salah satu hal yang juga tengah menjadi perhatian pemerintah, sebut mantan Mendikbud tersebut, yaitu urusan stunting. Angka stunting di Indonesia masih berada di angka 27,6 atau relatif tinggi. 

"Stunting ini berbahaya. Kalau tidak kita atasi akan berdampak pada pembangunan manusia Indonesia ke depan. Padahal kita tahu tahun 2030 Indonesia akan mencapai bonus demografi dan itu harus betul-betul dipersiapkan," tandasnya. 

Muhadjir kembali menegaskan, pembangunan SDM dapat terus dioptimalisasi meskipun Indonesia masih berada di tengah pandemi. Tentunya, juga harus diimbangi dengan kerja keras dan optimistis dalam menjalankan setiap program yang sudah dicanangkan. 

"Sekarang saya sedang membuat rancangan teknokratik untuk penanganan stunting dengan penanggung jawab teknis di BKKBN. Harapannya ini bisa menjadikan SDM Indonesia lebih unggul dan berdaya saing ke depan," pungkas Menko PMK. 

Sementara itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menambahkan bahwa kondisi pandemi telah memaksa seluruh SDM di Indonesia ini untuk melek terhadap perubahan terutama yang bergerak ke arah teknologi. 

"Inilah sebetulnya peluang yang harus kita manfaatkan, tidak hanya di kota tapi di desa. Pemerintah agar dapat mendorong semua sektor untuk memberikan akses dan keleluasaan bagi SDM kita untuk lebih berkembang dan mandiri terutama dalam hal ekonomi," cetusnya. 

Ia pun menilai bahwa yang terpenting selama masa pandemi, pemerintah melalui berbagai stimulus dan program pemberdayaan telah berupaya membuka akses bagi para pekerja produktif untuk beralih menjadi pekerja mandiri atau wirausaha. 

Dengan demikian, diharapkan dapat sekaligus mengurangi serta menahan laju peningkatan jumlah pengangguran yang ditaksir akan lebih banyak selama pandemi belum berakhir. 

"Di sinilah peran Kemenko PMK untuk mengkoordinasikan semua kementerian/lembaga di bawahnya agar kita bisa bekerja sama menanggulangi masalah Covid-19 demi untuk membangun Indonesia yang lebih maju," pungkas Bamsoet. (*)

Kontributor Foto:
Reporter: