Pendidikan Berperan Penting dalam Menyongsong Smart Society 5.0

KEMENKO PMK -- Perkembangan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia semakin pesat. Digitalisasi sampai artificial intelligence atau kecerdasan buatan telah menguasai hampir semua kehidupan manusia. Kita telah masuk ke dalam sebuah peradaban baru berkonsepkan kemajuan intelektualitas yang disebut Revolusi Industri 4.0. 

Sebagai antisipasi gejolak disrupsi dampak revolusi industri 4.0 yang berpotensi mengecilkan peran manusia dan menggerus jatidiri kemanusiaan, muncul pula konsep  Smart Society 5.0. 

Asdep Deputi Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Raden Wijaya Kusuma Wardhana menyampaikan, Era Society 5.0 menempatkan manusia sebagai komponen utamanya.

Dia menjelaskan, di Era Society 5.0 mempersyaratkan tiga kemampuan utama yang perlu dimiliki setiap individu, yaitu: creativity, critical thinking, communication and collaboration.

"SDM Indonesia harus memiliki keterampilan dasar teknologi digital dan mindset atau pola pikir kreatif, karena prasyarat kompetensi di abad ke-21 berfokus pada kemampuan problem solving, kolaborasi, berpikir kritis, dan kemampuan kreativitas," ujar Wijaya saat menyampaikan sambutan dalam Konferensi Nasional Teaching and Learning Summit (TLS) mewakili Menko PMK Muhadjir Effendy pada Jumat (3/12).

Wijaya menerangkan, pendidikan memegang peranan penting dalam menyongsong smart society 5.0. Pendidikan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas, berkarakter dan manusiawi.
 
Dia menjelaskan, terdapat empat kompetensi wajib dalam pembelajaran, yaitu knowledge, skills, attitude dan value. Knowledge dan skill berhubungan erat dengan kompetensi siswa, sedangkan attitude dan value berkaitan dengan pembentukan karakter siswa,.

"Empat kompetensi ini harus dikuasai oleh peserta didik melalui interaksi yang dia dapatkan dalam kehidupannya, baik saat di sekolah (dengan guru dan teman-temannya), maupun di rumah (dengan orang tua dan keluarga), serta di lingkungannya," tutur Wijaya.

Selain itu, Wijaya menerangkan, di Era Society 5.0, peran guru, rekan sebaya, keluarga, dan lingkungan memiliki peran penting sebagai pembentuk karakter dan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh manusia Indonesia.

"Selain berperan sebagai pendidik, guru juga harus mampu menjadi role model. Orangtua harus memberikan dukungan penanaman karakter di rumah. Rekan atau teman sebaya sebagai komunitas berbagi cerita, informasi dan gagasan. Dan, masyarakat bertanggung jawab dalam menghadirkan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara alamiah yang terbingkai oleh nilai-nilai humanis dalam masyarakat," pungkasnya. (*)

Reporter: