KEMENKO PMK – Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Sukadiono menyampaikan, pemerintah sangat mendukung pengembangan dan pemanfaatan fitofarmaka.
Menurutnya, pemanfaatan Fitofarmaka sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemandirian bangsa di bidang kesehatan dan memberikan alternatif pengobatan yang aman serta berkhasiat bagi masyarakat. Hal tersebut disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke fasilitas produksi obat bahan alam "House Of Wellness" milik Kementerian Perindustrian (Kemenperi), pada Selasa (15/42025).
"Penelitian dan inovasi harus terus digalakkan untuk menghasilkan produk fitofarmaka yang memiliki daya saing tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional," ujarnya.
Kunjungan ke House of Wellness Kemenperin dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kemenko PMK Sukadiono, bersama Staf Ahli Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Menko PMK Bidang Pembangunan Berkelanjutan Budiono Subambang, didampingi Asisten Deputi Peningkatan Sumber Daya Kesehatan Kemenko PMK R. Alfredo S. Fenat. Mereka disambut oleh Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) beserta jajaran terkait.
Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau kesiapan House Of Wellness sebagai Centre of Excellence Pengembangan Industri Obat Bahan Alam dan mendiskusikan langkah-langkah strategis untuk mempercepat pengembangan serta pemanfaatannya di Indonesia.
Selama kunjungan, mereka meninjau berbagai fasilitas, termasuk pengolahan simplisia, fasilitas produksi ekstrak simplisia (padat & cair), formulasi produk padat (tablet) & cair (sirup), pengemasan, utilitas, laboratorium QC, laboratorium pengembangan dan ruang pameran.
Sukadiono selaku Ketua Bidang IV (Produksi) dan Anggota Bidang II (Teknologi Manufaktur) Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka mengapresiasi komitmen Kemenperin dalam membangun fasilitas produksi obat bahan alam yang berstandar.
Ia menekankan pentingnya sinergi antar kementerian dan lembaga, termasuk kerja sama dengan BPOM untuk percepatan perizinan, serta kolaborasi dengan industri dan akademisi, guna mendorong pengembangan obat bahan alam menjadi produk berkualitas yang dapat dimanfaatkan luas oleh masyarakat.
"Kemenko PMK ingin menjadi fasilitator dengan melibatkan K/L terkait, bagaimana kita bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita, negara indonesia yang kaya dengan bahan-bahan obat tradisional bisa kita manfaatkan menjadi obat alternatif, dan harapannya fitofarmaka masuk dalam Jaminan Kesehatan Nasional," ujar Sukadiono.
Dalam diskusi yang berlangsung, berbagai isu strategis dibahas, termasuk upaya penyederhanaan regulasi, peningkatan investasi di sektor obat bahan alam, pengembangan sumber daya manusia yang kompeten, serta pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan keamanan penggunaan obat bahan alam yang teruji klinis.
Deputi Sukadiono menyampaikan, fasilitas seperti House Of Wellness ini menjadi modal penting untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Menurutnya, potensi besar Indonesia sebagai negara dengan kekayaan biodiversitas Indonesia peringkat ke-2 dunia setelah Brasil (Mongabay, 2016), 30.000 dari 40.000 spesies tumbuhan dunia ada di Indonesia (90%) dan 9.600+ spesies berkhasiat obat; 300 dimanfaatkan untuk obat tradisional (BPOM, 2019) yang dapat menjadi sumber bahan baku fitofarmaka.