Kemenko PMK Dorong Penguatan Klaster Penanggulangan Bencana di Daerah

KEMNEKO PMK -- Asisten Deputi Penanganan Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Merry Efriana menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor, pendampingan daerah, serta penguatan kapasitas kelembagaan untuk meningkatkan efektivitas penanganan bencana.

Hal tersebut disampaikan Merry saat menghadiri pertemuan koordinatif dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DIY bersama Inspektur Kemenko PMK Henry Marvin, di Provinsi DIY, pada Senin, (26/5/2025).

"Kita tidak bisa menunggu bencana datang baru bergerak. Untuk itu, kesiapan daerah, termasuk rencana kontingensi yang bisa langsung dioperasionalkan menjadi sangat krusial,” ujar Merry dalam sesi diskusi.

Asdep Merry menyampaikan, pengalaman masa lalu seperti dampak besar Siklon Cempaka di Gunungkidul pada 2017 menjadi pengingat betapa pentingnya kesiapsiagaan dan respon cepat berbasis peringatan dini.

Ia menyampaikan bahwa Kemenko PMK telah menyebarkan kuesioner kepada seluruh Kepala Pelaksana BPBD se-Indonesia guna mengevaluasi efektivitas penanganan bencana, termasuk dalam aspek pembentukan posko darurat dan penerapan Klaster Penanggulangan Bencana.

Dalam diskusi, turut disoroti enam klaster penanggulangan bencana yang diatur dalam SK Kepala BNPB Nomor 308 Tahun 2024 tentang Klaster Penanggulangan Bencana: pencarian dan pertolongan, perlindungan dan pengungsian, kesehatan, logistik, pendidikan, serta pemulihan. Penekanan diberikan pada pentingnya data dukung dan laporan kondisi riil dari daerah dalam merumuskan kebijakan yang lebih responsif dan tepat sasaran.

Pertemuan ini juga menegaskan pentingnya rencana kontingensi daerah untuk tidak berhenti sebagai dokumen administratif, tetapi mampu dijalankan sebagai rencana operasional nyata saat terjadi bencana. Kolaborasi pentahelix – yang mencakup unsur pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media – juga ditekankan, termasuk kerja sama dengan organisasi non-pemerintah (NGO) yang memiliki kapasitas tinggi, khususnya di wilayah seperti Yogyakarta.

Kontributor Foto:
Editor :
Reporter: