Jakarta (28/11) - Asisten Deputi Pendidikan Menengah dan Keterampilan Kerja, Kemenko PMK, R. Wijaya Kusumawardhana membuka rapat koordinasi Pemenuhan Kebutuhan Guru Kejuruan dan Kesempatan Magang Guru di Dunia Industri yang berlangsung di Hotel Santika, Jakarta Pusat. Hadir dalam rakor tersebut Kepala Sekolah dari SMK se-DKI Jakarta, Kemendikbud, dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Dalam pembukaannya, Wijaya mengatakan bahwa Kebijakan strategis yang terkait dengan Pendidikan Vokasi dititikberatkan pada Pemerataan layanan pendidikan yang berkualitas untuk semua penduduk dan Peningkatan kualitas tenaga kerja yang berdaya saing. Menurutnya, penajaman program pendidikan vokasi diarahkan pada peningkatan produktivitas tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja, meliputi Peningkatan peran dan kerja sama dengan dunia usaha, Peningkatan kualitas penyelenggaraaan pendidikan dan pelatihan vokasi, Peningkatan sertifikasi kompetensi, dan Peningkatan tata kelola pendidikan dan pelatihan vokasi.
“Tantangan yang dihadapi adalah Profil pendidikan tenaga kerja kita selama ini takbanyak berubah: 89% berpendidikan maksimumSMK/SMA dan hanya 11% berpendidikan tinggi," kata Wijaya. Menurut data bulan Februari 2019, Tingkat pengangguran terbuka tertinggi adalah dari lulusan SMK yakni sebesar 8,63%. Oleh karena itu, perlu ada terobosan dan pendekatan baru dalam mempersiapkan calon tenaga kerja profesional secara nasional.
Sementara itu, Pemerintah melalui Kemendikbud dan Kementerian Perindustrian pada periode tahun 2018-2019 telah mengirimkan sebanyak 454 guru untuk melakukan kegiatan magang di sembilan negara. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru, kompetensi guru, dan mendekatkan industri dengan dunia pendidikan.