Kemenko PMK Tinjau Implementasi Model Gizi Anak Sekolah Dasar Terintegrasi di Kupang

KEMENKO PMK — Asisten Deputi Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jelsi Natalia Marampa, melakukan kunjungan lapangan bersama siswa, guru, orang tua, dan perangkat daerah terkait di SD Nekon, Kupang. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, dan Dinas Kesehatan, serta melibatkan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD) untuk melihat langsung implementasi nyata perbaikan perilaku makan dan gaya hidup sehat melalui edukasi gizi di sekolah maupun di masyarakat.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Desain Uji Coba Model Gizi Anak Sekolah Dasar Terintegrasi yang dikembangkan Kemenko PMK dengan dukungan World Food Program (WFP). Uji coba ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak sekolah melalui pendekatan edukatif dan intervensi perilaku sehat. 

SD Nekon, Kupang merupakan salah satu dari 10 sekolah terpilih dalam program ini, setelah sebelumnya dilaksanakan workshop bersama pimpinan daerah dan kepala OPD terkait guna memperkuat komitmen pelaksanaan program di lapangan.

Melalui kegiatan ini, telah terlihat perubahan nyata pada perilaku makan siswa, guru, dan orang tua. Jika sebelumnya bekal makan anak sekolah umumnya hanya berupa nasi tanpa lauk, kini sudah lebih bervariasi dengan tambahan sayur, ikan, dan telur yang diperoleh dari hasil panen pekarangan rumah mereka sendiri. Inisiatif “3K: Kandang, Kebun, dan Kolam” turut berperan dalam mendukung ketersediaan pangan bergizi di tingkat rumah tangga.

Selain Kabupaten Kupang, kegiatan serupa juga dilaksanakan di Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur) dan Kabupaten Tana Toraja (Sulawesi Selatan) sebagai daerah uji coba. Program ini menjadi salah satu bentuk implementasi Strategi 2 Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR), yaitu perluasan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas.

Dalam FGD, teridentifikasi pula sejumlah kendala yang dihadapi masyarakat, terutama keterbatasan air bersih akibat musim kemarau yang panjang. Kondisi ini membuat warga harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari. Menanggapi hal ini, Dinas Pendidikan bersama Dinas Pekerjaan Umum akan berkoordinasi untuk mencari solusi dan langkah tindak lanjut yang tepat.

Menurut Asisten Deputi Jelsi Natalia Marampa, upaya perbaikan gizi anak sekolah tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan sinergi berbagai pihak dan komitmen kuat dari pemerintah daerah.

“Intervensi perbaikan gizi anak sekolah perlu dukungan lintas sektor dan langkah strategis yang berkelanjutan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, agar perubahan perilaku hidup sehat benar-benar terwujud,” ujar Jelsi.

Melalui kegiatan ini, diharapkan model integratif yang dikembangkan Kemenko PMK bersama WFP dapat menjadi contoh praktik baik dalam peningkatan gizi anak sekolah, sekaligus memperkuat budaya hidup sehat di masyarakat.

Kontributor Foto:
Reporter: