KEMENKO PMK -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menghadiri Malam Puncak Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025 di Lapangan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Kamis (2/10/2025).
Mengawali sambutannya, Menko PMK menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah runtuhnya musholla di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Ia menegaskan, pemerintah bersama BNPB, Basarnas, TNI-Polri, dan pemerintah daerah terus berupaya maksimal dalam proses pencarian dan penyelamatan.
"Hari ini kita masih dalam suasana prihatin. Sejak pagi hingga siang tadi kami mengawal langsung upaya pencarian dan penyelamatan. Mohon doanya agar semua korban dapat ditemukan dan diselamatkan," ungkapnya.
Usai menyampaikan rasa duka, Menko PMK kemudian memberi apresiasi kepada seluruh pihak yang tanpa lelah bekerja dalam penanggulangan bencana. Ia menegaskan, pemerintah pusat, pemerintah daerah akan selalu bersinergi dan bergotong royong setiap kali bencana melanda.
Pratikno mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang rawan bencana karena berada di zona ring of fire. Data BNPB mencatat, setiap tahun terjadi lebih dari 3.500 bencana di tanah air, mulai dari gempa bumi, erupsi gunung berapi, banjir, tanah longsor, hingga kebakaran hutan.
"Bencana itu sering datang tidak terduga. Gempa bumi misalnya, tidak bisa kita ramalkan. Tapi bencana seperti banjir bisa kita duga beberapa waktu sebelumnya dan dampaknya bisa kita kurangi," jelasnya.
Lebih lanjut, Menko PMK menekankan bahwa untuk membentuk ketangguhan bencana bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa. Ia mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam membangun budaya sadar bencana, mulai dari tindakan kecil seperti menjaga kebersihan sungai dan lingkungan.
Termasuk juga lewat penguatan peran organisasi dan komunitas keagamaan. Menurutnya, peran masjid, musala, pesantren, maupun madrasah dapat menjadi pusat sosialisasi ketangguhan bencana. Sekaligus juga tempat perlindungan sementara saat keadaan darurat dan saat bencana terjadi.
"Oleh karena itu, kami mohon bantuan, bukan hanya dari Kepala Desa, tapi juga para Kiai, Nyai, pesantren, madrasah, musala, dan masjid, untuk membangun masyarakat tangguh dan mencegah bencana. Sehingga kalau bencana terjadi, masyarakat tahu apa yang harus dilakukan," tegasnya.
Menutup sambutannya, Menko PMK mengapresiasi penyelenggaraan Bulan PRB 2025 di Jawa Timur. Ia berharap Jawa Timur dapat menjadi teladan bagi daerah lain dalam membangun masyarakat yang tangguh menghadapi bencana sekaligus siap mencegahnya sejak dini.
Acara Malam Puncak Peringatan Bulan PRB 2025 ini juga dihadiri oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra, Wakil Bupati M. Rizal Octavian, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Wakil Wali Kota Rachman S. Arisandi, para bupati dan walikota di wilayah Jawa Timur, Anggota Komisi VIII DPR RI Hj. Sri Wulan, Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur H. Suwandy; serta Konsul Jenderal Australia Mr. Glen Askew
Ribuan masyarakat turut hadir memadati Lapangan Trowulan. Suasana meriah terasa sepanjang acara, dimulai dengan penampilan atraksi drone, kemudian video sosialisasi bencana. Sekaligus dimeriahkan dengan sesi hiburan dari penyanyi religi Opick, dan ditutup ceramah oleh ulama kenamaan Gus Kautsar. Malam puncak peringatan Bulan PRB 2025 terasa meriah, khidmat dan berkesan menyentuh hati masyarakat.