Pemerintah Dorong Perbaikan Gizi Anak Usia Sekolah Dasar

KEMENKO PMK -- Pemerintah terus memberikan perhatian pada peningkatan kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja, salah satunya melalui peningkatan pelayanan gizi anak sekolah dan remaja.

Indonesia saat ini memiliki 24,1 juta anak usia sekolah dasar (usia 6-12 tahun) yang merupakan bagian dari peserta didik wajib belajar Sembilan tahun. Anak-anak tersebut rentan mengalami masalah kekurangan gizi makro dan mikro serta masalah jajan yang berisiko tidak sehat.

Dalam upaya memantapkan perbaikan gizi dan kesehatan bagi anak sekolah dasar serta memperoleh masukan penguatan implementasi perluasan akses pelayanan gizi yang berkualitas bagi anak sekolah dasar. Maka, diperlukan suatu Forum Diskusi.

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bekerjasama dengan World Food Programme (WFP) menyelengarakan Forum Diskusi Multi Sektor Penguatan Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar Sebagai Implementasi Permenko PMK Nomor 1 Tahun 2022 di Gedung Herritage Kemenko PMK Jakarta pada Kamis (16/11/2023).

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Y.B Satya Sananugraha mengatakan bahwa pentingnya perbaikan perilaku makan dan gaya hidup sehat melalui edukasi gizi di sekolah serta di tingkat masyarakat.

Saat ini ada berbagai model intervensi gizi anak sekolah, seperti pendidikan gizi, kebun sekolah, kantin sehat sekolah, keamanan dan mutu makanan jajanan, makan bersama di sekolah, pemberian makanan, serta pemberian suplemen gizi. 

"Pendekatan pendidikan gizi bagi anak sekolah dapat dilakukan melalui sekolah (UKS), atau melalui keluarga inti yang merupakan lingkup terkecil," tuturnya.

Deputi Sani berharap forum diskusi ini dapat menyusun langkah-langkah strategis dalam upaya perbaikan gizi dan kesehatan bagi anak sekolah dasar, supaya tumbuh kembang anak balita dan remaja dapat menjadi perhatian, serta perluasan akses pelayanan gizi dan kesehatan yang berkualitas bagi anak sekolah dasar.

"Implementasi nyata di lapangan sangat diperlukan sebagai tindak lanjut dari forum ini, sehingga tidak sebatas sampai dalam forum ini rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dapat diimplementasikan secara nyata di lapangan," ucapnya. 

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum juga turut mengapresiasi terlaksananya forum diskusi ini. Ia menyebut forum diskusi dapat dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan mewadahi diskusi multi-sektoral dengan agenda-agenda strategis yang dapat berkontribusi penguatan implementasi RAN PIJAR.

"Mari menciptakan penguatan gizi anak sekolah dasar dengan melibatkan seluruh pihak untuk meningkatkan kemampuan hidup peserta didik dalam lingkungan hidup sehat," ujarnya. 

Deputy Country Director WFP Jennifer Rosenzweig mengatakan bahwa butuh implementasi nyata di lapangan sebagai tindak lanjut dari forum ini, sehingga tidak sebatas rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan tetapi dapat diimplementasikan secara nyata di lapangan. 

Sebagai penutup, Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Jelsi Natalia Marampa menjelaskan bahwa adanya kesepakatan setiap sektor terkait untuk mendukung implementasi perbaikan gizi anak sekolah dasar. 

"Forum ini diselenggarakan untuk mendapat berbagai masukan tentang arah kebijakan, peran dan dukungan setiap sektor dalam perluasan akses pelayanan gizi bagi anak sekolah dasar termasuk dukungan untuk pengembangan desain dan ujicoba model gizi anak sekolah dasar terintegrasi," jelasnya.

Kontributor Foto:
Reporter: