Asdep Saufi Sampaikan Kuliah Umum Dies Natalis ke-61 FEB Universitas Mataram
KEMENKO PMK - Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK PT) di Indonesia berada di angka 39,37 persen di bawah rata-rata global 40 persen. Dibanding negara di ASEAN seperti Singapura (91,09 persen), Thailand (48,29 persen), dan Malaysia (43 persen), APK PT Indonesia juga tertinggal. Selain itu, di era digital saat ini, Indeks Keberadaban Digital Indonesia diurutan 29 dari 32 negara, termasuk terburuk di ASEAN. Sementara, kita bermimpi menjadi nomor 5 kekuatan ekonomi dunia di tahun 2045. Masih banyak PR yang hatus diselesaikan bersama.
"Kita (Indonesia) perlu membangun masyarakat dimulai dari individu untuk menyiapkan sumberdaya manusia yang berkarakter dan kompetitif. Kemenko PMK telah menyiapkan cetak biru pembangunan manusia yang disebut Siklus Pembangunan Manusia dan Kebudayaan", jelas Ahmad Saufi, Asisten Deputi Revolusi Mental, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) saat menjadi narasumber dalam kuliah umum bertajuk : Revolusi Mental Sebagai Pilar Penguatan Karakter Mahasiswa Untuk Mendukung Pembangunan Daerah di Universitas Mataram, Jum'at 8 Nopember 2024.
Ditambahkannya, Indonesia saat ini masih menghadapi kondisi dimana krisis integritas masih cukup tinggi ditunjukkan dengan Indeks Persepsi Korupsi Tahun 2023 di angka 34 atau urutan 115 melorot 5 tingkat (110) di tahun 2022. Selain itu, peringkat daya saing Indonesia tahun 2024 diurutan 27 dari 64 negara, menunjukkan belum kuatnya etos kerja, kreativitas dan daya saing bangsa.
Beragam tantangan abad 21 di atas membutuhkan kualitas sumberdaya manusia yang terampil antara lain mampu : Berpikir kritis dan memiliki kemampuan problem solving; Komunikasi dan kolaborasi; Kreativitas dan Inovasi; Literasi Digital; Kesadaran Global; dan Mampu Beradaptasi dan fleksibel. Oleh karena itu, transformasi dunia pendidikan sangat penting dan strategis agar Indonesia cepat menyiapkan sumberdaya manusia yang sesuai kebutuhan zaman.
"Transformasi pendidikan Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas pendidikan, pengembangan kemampuan pedagogis, pemanfaatan teknologi pendidikan, pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi, serta pendekatan holistik", urai Asdep Saufi.
Sementara itu ditempat yang sama, Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mataram, Prof. Baiq Siti Hilmiana saat membuka acara menyebut pentingnya pembekalan karakter bangsa melanjutkan nilai-nilai Revolusi Mental kepada mahasiswa untuk menatap Indonesia Emas 2045.
"Mahasiswa menjadi garda terdepan karena mahasiswa adalah pemegang estafet kepemimpinan. Oleh karena itu penguatan karakter utama bangsa kepada mahasiswa, penting dan strategis" tegas Prof. Siti.
Kuliah umum dalam rangka Dies Natalis ke-61 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mataram dihadiri sekitar 100 mahasiswa dari berbagai universitas di wilayah Kota Mataram, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Mataram, dan jajaran pejabat Universitas Mataram.
Pada sesi diskusi, acara yang dimoderatori Vici Handalusia Husni S.Si., M.S.E, mahasiswa tampak antusias menanyakan beberapa hal terkait dengan Revolusi Mental antara lain : ukuran keberhasilan implementasi penanaman nilai Revolusi Mental di kalangan mahasiswa.