Pentingnya Revolusi Mental Dalam Mengurai Persoalan Sampah

KEMENKO PMK — Masalah sampah bukan masalah itikad saja, masalah sampah adalah masalah mental. Untuk itu, Revolusi Mental menjadi relevan untuk mengurai dan menyelesaikan persoalan sampah. Dengan mengutamakan aksi nyata, harus ada upaya untuk tidak menghasilkan sampah. Kalaupun menghasilkan sampah, harus bisa mengelola sampah.

Hal ini disampaikan Asisten Deputi Revolusi Mental Kemenko PMK Maman Wijaya dalam Pembukaan kegiatan Leaders Academy World Cleanup Day Indonesia (LA WCDI) di Kabupaten Bogor, Jumat, (2/6/2023). Mewakili Deputi Koordinator Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi, Maman Wijaya berharap aksi nyata mengurai persoalan sampah itu tidak terhenti pada aksi memungut dan mengumpulkan sampah saja.

“Saya pernah ikut kegiatan seperti ini di Sekolah Tinggi Ilmu Hayati ITB. Katanya kita pernah impor pisang karena pisang kita gampang busuk dan jadi sampah. Mereka membuat riset agar pisang tidak cepat matang. Cepat membusuk karena ada enzim, maka enzim itu dibungkam sehingga tidak cepat busuk. Nah, semoga para leader di sini mencoba mengarah ke sana,” urai Maman seraya menegaskan bahwa Kemenko PMK sangat mendukung aksi nyata WCDI ini.

“Kemenko PMK pasti mendukung penuh. Saya harap ada tindak lanjut dengan KLHK sebagai mitra strategis untuk Aksi Nyata Sepuluh Juta Pohon. KLHK menyedikan bibit dan memberikan secara gratis. Dari 13 juta relawan yang diharapkan ikut di tahun 2023 ini, saya kira ada yang bakal ikut menanam,” imbuh Maman sekali lagi.

Menjiwai Gotong Royong

Indonesia mempunyai sumber daya manusia yang luar biasa. Punya suku banyak dengan perbedaan dan itu adalah aset. Tak bisa dipungkiri, kenyataan itu menjadikan sampah kita juga banyak. “Namun nenek moyang kita punya kearifan lokal untuk mengurangi sampah dan mengelola sampah. Nah dalam kegiatan ini para leader harus sharing untuk saling memperkaya persoalan penanganan sampah,” ujar Andy Bahari Leader WCD Indonesia

Andi Bahari mengharapkan para leader menjaring relawan WCD sebanyak-banyaknya dengan kolaborasi bersama stakeholders pentahelix di daerah masing-masing. Diharapkan para leader terus menjiwai nilai gotong royong di luar puncak acara WCD pada September nanti. Tidak terhenti pada saat acara puncak WCD tapi terus berkolaborasi untuk mendukung gerakan bersih-bersih sampah ini.

“Kita harus inklusif, aksi nyata melakukan advokasi ke sekolah-sekolah. Kita bisa kerja sama dengan pemerintah untuk implementasi kebijakan, sehingga tersingkronisasi dengan baik. Kita harus kerja sama dengan langkah yang sama. Saya percaya dengan langkah sederhana misal memilah sampah di rumah dan merevolusi mental kita untuk saling bergandeng tangan untuk Indonesia Bersih, saya yakin orang-orang di WCD adalah orang yang mampu menguncang dan meninggalkan jejak di dunia,” pungkasnya.

Di Indonesia aksi World Cleanup Day sukses dilaksanakan di Indonesia dari tahun 2018-2022 dengan menggandeng Kemenko Marves dengan kampanye Gerakan Indonesia Bersih yang menjadi bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dan KLHK dengan kampanye Gerakan Nasional Pilah Sampah Dari Rumah.

Kegiatan LA WCDI ini adalah salah satu wadah dan sarana untuk mengembangkan potensi-potensi leader-leader WCD dari berbagai wilayah di Indonesia agar dapat memimpin aksi sesuai dengan tujuan. Setiap perwakilan leader atau tim WCD dari berbagai provinsi berkumpul untuk melakukan pelatihan kepemimpinan, studi dan praktik lapangan serta mendalami materi mengenai gerakan WCD itu sendiri.

Pada tahun 2023, kegiatan WCDI akan mengusung tema “Kami 13 juta relawan bebersih dan bijak kelola sampah untuk Indonesia Bersih”. Tema ini diangkat sebagai wujud semangat persatuan menuju Indonesia Bersih melalui jaringan leaders, partners, dan seluruh masyarakat dalam kampanye #kami13juta. Diharapkan sebanyak 13 juta relawan atau lima persen dari populasi masyarakat Indonesia dapat turut serta pada aksi tahun ini dan menjadi salah satu bagian dari sejarah aksi gotong royong pungut sampah terbesar di dunia.

Dalam kegiatan itu hadir pula Sinta Saptarina Soemiarno dari KLHK dan Rizal Panrelly dari Kemenko Marves. Hadir pula para mentor dari Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, mentor dari Kertabumi Recycling Center, mentor dari Institut Pertanian Bogor, dan mentor dari Climate Reality Indonesia.

Kontributor Foto:
Editor :
Reporter: