KEMENKO PMK (20/01) - Rangkaian riset membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul dimulai. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) melalui Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa (PKJB) yang menjadi inisiator riset, bekerjasama dengan Tim Periset Universitas Padjajaran dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebagai lembaga yang memberikan pendanaan riset pembangunan berkelanjutan menyiapkan lima luaran: Naskah Kebijakan Pola Pengasuhan Indonesia; Web-based data analytics/dashboard; Platform berbasis web dan mobile Pandu Asuh; Desain Pola Pengasuhan setiap rentang usia; dan Jurnal yang terpublikasi.
"Rapat membahas persiapan FGD dan survei yang rencananya dilakukan di sekitar 26 lokasi dan 9600-an responden se Indonesia, dimulai awal Februari", jelas Gatot Hendrarto, Asisten Deputi Penguatan Budi Pekerti, Kemenko PMK saat memimpin rapat secara daring, Senin 20/01/2025.
Ditambahkannya, penguatan karakter dan jati diri bangsa menjadi perhatian serius pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. Pembangunan SDM Indonesia memerlukan pondasi kokoh berupa penguatan karakter dan jati diri bangsa. Kondisinya makin mendesak mengingat tantangan dan perubahan yang dihadapi Indonesia, baik aspek ideologis, sosial budaya, maupun teknologi informasi.
"Dalam Asta Cita disebut delapan karakter utama bangsa: Religius, Bermoral, Bermanfaat, Kerja Keras, Mandiri, Disiplin, Cerdas dan Kreatif, serta Sehat. Riset Panduan Pengasuhan Nasional diharapkan mampu memberi jawaban bagaimana bisa mendidik anak Indonesia sehingga berkarakter utama itu", harap Gatot.
Senada dengan hal itu, Dr. Fitri Ariyanti Abidin, M.Psi., Psikolog, Ketua Tim Periset Universitas Padjajaran menyebut, karakter utama yang sudah dicantumkan dalam dokumen resmi Asta Cita dan dokumen perencanaan nasional lainnya akan menjadi rujukan membangun model pengasuhan nasional yang komprehensif, kombinasi dari sistematika kajian teori, sesuai dengan kultur Indonesia, dan menyentuh isu utama yang secara konkrit dihadapi oleh masyarakat dengan karakteristik yang beragam.
Satu dekade terakhir, di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) menjadi gerakan untuk merubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup masyarakat Indonesia demi mewujudkan SDM Unggul dan bangsa yang berdaya saing. Kini, GNRM bertransformasi ke PKJB. Tak sekedar perubahan istilah, cakupan dan penguatan substansinya diperluas dengan menekankan pentingnya nilai kebangsaan hingga budi pekerti yang diinternalisasi sejak dini, melibatkan satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan media.
Hadir dalam rapat secara daring, seluruh Tim Periset Universitas Padjajaran, antara lain: Prof. Dr. Andry Alamsyah, S.Si., M.Sc., Frederick Dermawan Purba, M.Psi., Ph.D., dr. Fedri Ruluwedrata Rinawan, M.Sc. PH., PhD., dan seluruh personel pada Asdep Penguatan Budi Pekerti Kemenko PMK.